Suara.com - Di tengah pembahasan tentang apakah vaksinasi COVID-19 perlu diwajibkan, Jerman melaporkan adanya lonjakan kasus baru COVID-19.
Pada Rabu (26/1/2022) waktu setempat, Jerman melaporkan rekor baru 164.000 infeksi COVID-19 dalam satu hari ketika majelis rendah parlemen negara itu bersiap memperdebatkan proposal untuk mewajibkan vaksinasi atau dengan tegas mendorong penduduk untuk divaksin.
Sekitar 75 persen dari populasi Jerman telah menerima setidaknya satu dosis vaksin --lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat lainnya seperti Prancis, Italia atau Spanyol, yang angka-angkanya setara yakni 80 persen, 83 persen dan 86 persen-- dan kampanye vaksinasinya tersendat-sendat..
Usulan-usulan yang diperdebatkan itu antara lain mewajibkan semua penduduk dewasa untuk divaksin COVID-19, atau hanya yang berusia di atas 50 tahun, atau hanya mewajibkan semua yang belum divaksin untuk menerima penyuluhan.
Pada awal pandemi virus corona, Jerman lebih berhasil daripada banyak rekan-rekannya dalam membatasi infeksi melalui pelacakan kasus dan karantina.
Tetapi sejak musim panas lalu, keraguan terhadap vaksin dan penurunan koordinasi regional telah memakan korban, dan ketidakpuasan publik telah meningkat.
Varian Omicron yang sangat menular, khususnya, telah mengakibatkan kasus melonjak.
Sebanyak 166 kematian yang tercatat pada Rabu menjadikan jumlah kumulatif COVID-19 Jerman menjadi 117.126.
Berbagai seruan untuk melakukan protes di depan gedung parlemen Reichstag sebelum dan selama debat didistribusikan lewat layanan pesan Telegram.
Baca Juga: Dinkes Surabaya Sebut 12 Pasien Terpapar COVID-19 Omicron Telah Sembuh
Penentang vaksinasi wajib mengatakan pewajiban itu melanggar pasal kedua konstitusi, yang menjamin warga negara mengatur tubuh mereka sendiri.
Dalam survei Allensbach yang diterbitkan pada Rabu oleh surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung, jumlah responden yang dapat membayangkan diri mereka mengambil bagian dalam protes terhadap tindakan anti coronavirus telah berlipat ganda menjadi 12 persen dalam waktu satu tahun. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Jadwal Liga Jerman 22-23 November 2025, Misi Berat Kevin Diks Hadapi FC Heidenheim
-
Mohamed Salah Disebut Jadi Biang Masalah di Balik Melempemnya Florian Wirtz Bersama Liverpool
-
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa: 12 Negara Lolos Otomatis, 16 Melaju ke Play-off
-
Jerman Bakal Andalkan Pemain Keturunan 19 Tahun Ini di Piala Dunia 2026
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis