Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan angka keterisian rumah sakit untuk perawatan pasien COVID-19 di Indonesia masih ada di angka 38 persen.
"Berdasarkan data pada 20 Februari 2022 ada sekitar 36.488 pasien COVID-19 yang telah dirawat di rumah sakit secara nasional atau 38 persen," kata Siti Nadia Tarmizi saat menyampaikan siaran pers secara virtual.
Ia mengatakan sebanyak 26 persen atau setara 9.632 pasien di antaranya merupakan suspek atau kemungkinan terinfeksi COVID-19. Sementara 74 persen atau setara 26.856 diisi oleh pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Nadia yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI itu mengatakan jumlah tersebut menunjukkan tren peningkatan bila dibandingkan situasi Sabtu (19/2) sebanyak 23.905 pasien.
Sementara jumlah akumulasi pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit sepanjang gelombang Omicron sejak Desember 2021 hingga 19 Februari 2022 berjumlah total 123.905 pasien. Sebanyak 32 persen tanpa gejala dan 39 persen bergejala ringan.
Sementara tempat perawatan untuk pasien bergejala sedang hingga kritis baru terisi sekitar 29 persen dari tempat tidur isolasi ataupun ICU yang ada saat ini.
Menurut Nadia, jumlah itu memperlihatkan tren peningkatan meski pada jumlah yang relatif aman bila dibandingkan ketersediaan ruang pelayanan di rumah sakit secara nasional berjumlah 80.000 unit tempat tidur isolasi dan ICU.
"Kondisi tempat tidur isolasi dan ICU yang saat ini disediakan pemerintah saat ini belum sebanyak seperti gelombang Delta tahun lalu. Artinya, bisa kita lakukan perluasan hingga mencapai 150.000 tempat tidur," ujarnya.
Nadia mengatakan dukungan pelayanan telemedisin untuk pasien isolasi mandiri (isoman) berhasil meringankan beban pelayanan di rumah sakit dan tenaga kesehatan secara efektif sampai dengan 71 persen.
Baca Juga: Pengguna Telemedicine Gratis Meningkat Pesat, Kemenkes Sebut Karena Layanan Diperluas
"Tempat perawatan di rumah sakit pun harus segera kita implementasikan aturan yang membatasi bahwa pasien yang bergejala sedang hingga pasien yang kritis saja yang akan dirawat di rumah sakit," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Ancaman Penyakit Intai Pengungsi Banjir Sumatra, DPR Minta Kemenkes Bertindak Cepat
-
RSUD Aceh Tamiang Dibersihkan Pascabanjir, Kemenkes Targetkan Layanan Kesehatan Segera Pulih
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental