Suara.com - Beberapa waktu lalu heboh kabar seseorang yang positif Covid-19 varian Omicron selama 45 hari atau lebih dari satu bulan. Namun, fenomena ini dibantah Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr. Ronald Irwanto, yang mengatakan setelah seseorang menjalani isolasi mandiri, maka dipastikan virus sudah tidak aktif.
Ini karena sifat virus SARS CoV 2 penyebab Covid-19 adalah self limiting disease, yaitu bisa mati atau sembuh dengan sendirinya.
"Jadi secara teoritis masa isolasi yang disampaikan WHO itu cuma 10 hari plus 3 hari bebas gejala. Artinya apa? Lepas dari fase itu sebenarnya virus tidak lagi aktif," ujar dr. Ronald dalam acara diskusi RSPI Group, Selasa (23/2/2022).
Perlu diketahui, selama virus tidak berpindah atau keluar dari tubuh dan menularkan orang lain, ia akan mati dan tidak berkembang biak. Sedangkan isolasi mandiri mencegah virus tidak menular ke orang lain, sehingga virus akan mati saat melawan antibodi di tubuh tersebut.
Dr. Ronald menerangkan bahwa maksud dari orang yang positif Covid-19 atau masih bergejala hingga berbulan-bulan, bukanlah karena virus masih hidup di dalam tubuh, melainkan pasien tersebut mengalami gejala sisa atau long Covid-19.
"Jadi long Covid-19 itu jangan dianggap atau dibayangkan gejalanya sampai 1 bulan lebih, dan jangan bayangkan virus masih eksis. Tapi itu adalah gejala sisa," tutur dr. Ronald.
Dokter yang menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN) ini mengumpamakan, tubuh seperti aneka bangunan yang hancur dan rusak karena virus.
Tapi setelah virus tersebut mati, bukan berarti bangunan yang hancur dan rusak bisa dengan cepat kembali seperti semula. Ini karena tubuh waktu untuk kembali pulih seperti sedia kala.
"Fungsi tubuh menjadi kurang baik, seperti cepat lelah atau mudah lemas, tapi bukan berarti positif sampai 45 hari. Tetapi jika sudah isolasi 10 hari, dan 3 hari bebas gejala, seperti dinyatakan WHO dan surat Kemenkes, maka dipastikan aman," tutup dr. Ronald.
Baca Juga: Awas! Ini Bahayanya Varian Omicron Terhadap Anak Menurut IDAI
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik