Suara.com - Banyak orang masih belum sadar efek samping diabetes bisa memicu beberapa penyakit, salah satunya neuropati perifer alias kerusakan sistem saraf. Bahaya tidak ya?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD, dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD menjelaskan neuropati perifer adalah gangguan yang terjadi ketika saraf yang termasuk dalam sistem saraf perifer mengalami kerusakan.
Sistem saraf perifer sendiri merupakan kumpulan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang yang bertugas mengirimkan sinyal dari tubuh ke otak.
Kinerja sistem saraf ini juga juga bekerja sebaliknya, mengirimkan perintah dari otak ke berbagai bagian tubuh. Kumpulan saraf ini meliputi saraf dengan fungsi sensorik, motorik, dan otonom.
"Ketika sistem saraf perifer rusak, tentu akan mengganggu proses kerja saraf-saraf tersebut baik sebagian atau sepenuhnya hingga menyebabkan keluhan yang bervariasi pada organ tubuh yang berbeda," ujar dr. Jimmy melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (25/11/2023).
Ia juga membenarkan jika sebagian besar kasus neuropati perifer berasal dari pasien diabetes. Sehingga untuk mencegahnya, maka sebaiknya segera menurunkan risiko terkena diabetes.
"Mengontrol kadar gula darah adalah kunci untuk menjaga Anda dari diabetes. Batasi asupan gula harian sesuai rekomendasi Kemenkes dan imbangi dengan asupan nutrisi dan vitamin lainnya, serta asupan cairan yang cukup,"
Menurut dr. Jimmy, berolahraga rutin juga dapat membantu menurunkan kadar gula berlebih di dalam tubuh, sehingga disarankan lakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu, atau minimal 30 menit sebanyak 5 kali dalam seminggu.
"Jangan lupa untuk mengukur kadar gula darah dengan rutin, Anda bisa melakukannya dengan menemui dokter di rumah sakit atau secara mandiri menggunakan glukometer," pungkasnya.
Baca Juga: Sun Life dan Wahana Visi Indonesia Komitmen Wujudkan Generasi Bebas Diabetes Melalui Program BOKS
Berikut ini beberapa gejala neuropati perifer berdasarkan saraf sensorik, saraf otonom dan saraf motorik yang perlu diketahui:
1. Gejala Gangguan Saraf Sensorik
- Timbul rasa kesemutan atau bahkan mati rasa pada beberapa anggota tubuh.
- Sensasi seperti menggunakan sarung tangan atau kaos kaki yang tebal.
- Sensitif pada rasa sakit bahkan pada sentuhan lembut sekalipun.
- Berbagai macam rasa nyeri, seperti nyeri tajam seperti ditusuk, nyeri seperti terbakar, atau nyeri seperti disetrum.
- Hilangnya rasa kepekaan baik terhadap suhu panas maupun dingin.
- Timbulnya gangguan keseimbangan sehingga sulit menjaga pose dan gerak tubuh.
2. Gejala Gangguan Saraf Motorik
- Rasa kelemahan pada otot-otot tubuh, terkadang hingga menjadi kelumpuhan.
- Otot-otot menjadi mengecil.
- Kontraksi otot yang tidak terkontrol sehingga menimbulkan kram.
3. Gejala Gangguan Saraf Otonom
- Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba atau peningkatan denyut jantung.
- Berkeringat berlebihan atau ketidakmampuan untuk berkeringat.
- Masalah pada sistem pencernaan dan saluran kemih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern