Suara.com - Berbeda dari berkumur biasa, gargle memiliki merupakan hal ringan yang dapag memiliki dampak positif bagi tubuh. Bahkan, kebiasaan ini dapat menjadi salah satu langkah preventif untuk mengurangi risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Seperti diketahui, di Indonesia penyakit ini kian meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021 terdapat kurang dari 3000 kasus ISPA dilaporkan. Sementara tahun 2022 jugmlah meningkat menjadi 50.000-70.000 kasus. Sedangkan tahun 2023 mencapai lebih dari 200.000 kasus.
Fenomena ini menyoroti eskalasi yang mengkhawatirkan dalam persebaran dan dampak ISPA di kalangan masyarakat, mendorong kebutuhan akan tindakan preventif yang lebih efektif.
Untuk itu Dokter Ahli, dr Rangga Rayendra Saleh, Sp. THTBKL, Subsp. Oto. (K) merekomendasikan gargle agar bisa menjadi kebiasaan sehari-hari sebanyak 2 kali sehari setelah gosok gigi setelah sarapan di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari.
Gargle sendiri adalah kegiatan berkumur hingga pangkal tenggorokan dengan cara menengadahkan kepala sebanyak 45 derajat dan menggunakan larutan yang mengandung antibakteri.
Anda bisa menahannya di tenggorokan dan jangan sampai ditelan, kemudian keluarkan napas melalui mulut selama setidaknya 30 detik, dan buang cairan. Bedanya dengan berkumur yang hanya fokus di mulut, gargle mencakup membersihkan dan melindungi rongga mulut dan tenggorokan.
"Kebiasaan Gargle sangat direkomendasikan karena terbukti mencegah ISPA. Contohnya pada masyarakat Jepang yang terbiasa melakukan aktivitas gargle setiap hari untuk mencegah influenza dan ISPA dan terbukti menurunkan insidensi ISPA 36%," kata dia dalam peluncuran kampanye #AyoGargle oleh Klarens bersama Good Doctor, Selasa (5/3/2024) di Jakarta.
Kebiasaan gargle lanjut dr Rangga jyga dapat meningkatkan kesehatan mulut dan tenggorokan hingga mengatasi masalah seperti bau mulut, plak dan karies pada gigi. Kebiasaan gargle juga dapat mencegah gigi berlubang dan mencegah sariawan.
Kesehatan rongga mulut berhubungan dengan penurunan risiko malnutrisi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Gargle bahkan mampu mencegah tingkat keparahan sariawan parah setelah pengobatan kemoterapi.
Baca Juga: Gejala Mycoplasma Pneumoniae, Jangan Sepelekan Sakit Tenggorokan dan Demam!
Lebih lanjut dr Rangga memaparkan, rekomendasi mouthwash yang baik harus mampu mengatasi kuman penyebab bau mulut dan gigi berlubang. Lebih optimal jika mengandung formula yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan gusi, gigi dan rongga mulut seperti propolis dan xylithol.
"Mouthwash juga harus memiliki pH normal dan non alkohol agar tidak membuat mulut kering dan menyebabkan karies pada gigi, mouthwash yang memiliki pH yang lebih asam akan memicu pertumbuhan bakteri penyebab masalah mulut," tambah dia.
Hal inilah yang membuat Klarens meluncurkan Antibacterial Mouthwash Clean & Fresh dengan 4 perlindungan Propolis, Xylitol, Zinc dan NaCl memberikan 10 manfaat sekaligus.
Mulai natural antibacterial, mencegah bau mulut, membuat nafas lebih segar, membersihkan tenggorokan dan mencegah kuman penyakit, menjaga kesehatan gusi dan mencegah gusi bengkak, mencegah sariawan, mencegah gigi berlubang, mencegah plak pada gigi, melembabkan dan tidak membuat mulut kering, dan PH seimbang 6-6.5.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan