Suara.com - Teknologi pangan semakin maju, salah satunya kini sedang tren minuman serat yang kerap jadi andalan orang yang sedang diet dan menurunkan berat badan. Aman tidak ya kalau dikonsumsi setiap hari?
Minuman fiber atau minuman serat adalah minuman yang mengandung serat pangan yang tinggi. Biasanya digunakan untuk membuat tubuh kenyang lebih lama, sehingga nafsu makan tidak melonjak drastis.
Dokter Spesialis Gizi Dermaster Clinic Indonesia, dr. Christopher Andrian, M.Gizi,Sp.GK menjelaskan jika minuman serat cara kerja selaiknya vitamin, yakni suplemen serat tambahan untuk menunjang kebutuhan gizi sehari-hari. Khususnya bisa makanan yang dikonsumsi cenderung rendah serat.
"Lihat lagi komposisinya, kalau lihat minuman serat itu suplementasi fiber atau serat, tambahan serat. Kalau kita tidak bisa dapat serat di makanan sehari-hari, buat bantu pup lebih lancar, itu serat, boleh-boleh aja," ujar dr. Christopher saat memperkenalkan perawatan Dermagne di Dermaster Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Mei 2024.
Namun apabila dikonsumsi setiap hari untuk menurunkan berat badan, dr. Christopher mengingatkan untuk pejuang diet atau pasien diabetes harus tahu betul, apakah asupan minuman serta itu dibutuhkan tubuh. Apalagi banyak ditemukan minuman fiber justru tinggi gula.
"Tapi kita harus dilihat lagi, karena kadang-kadang ada beberapa suplementasi serat tinggi gula, jadi harus dilihat. Jangan sampai kita diet mau hindari gula, eh malah minuman suplemen serat yang tinggi gula," jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Christopher menjelaskan pentingnya pejuang diet seperti pasien obesitas untuk melakukan pengecekan agar bisa benar-benar memahami kondisi tubuhnya. Termasuk kadar lemak, air, dan otot di tubuh, karena nantinya dokter gizi bisa menyesuaikan pola makan dan asupan makan yang tepat.
Apalagi kata dia, setiap pola makan untuk diet, jenis olahraga maupun asupan vitamin yang tepat untuk seseorang tidak bisa disamaratakan dan diterapkan kepada semua orang.
Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan makanan yang sesuai tubuh bisa melalui tes genetik. Misalnya pada pemeriksaan Dermagene akan membantu pasien dan dokter pejuang diet menentukan gaya hidup yang sesuai. Termasuk memeriksa kebutuhan serat, karena faktor risiko penyakit genetik dari kedua orangtuanya.
Baca Juga: 7 Tips Jitu Diet Usai 'Gasak' Makanan dan Kue Kering Lebaran, Tak Perlu Pusing Badan Melar
"Bahkan tes genetik juga bisa membantu menghindari risiko serangan jantung dan juga diabetes. Mengetahui jenis dan durasi olahraga yang tepat serta waktu terbaik untuk melakukannya. Memahami sensitivitas terhadap makanan seperti laktosa, gluten, alkohol, dan kafein. Selain itu, memahami proses detoksifikasi dan hormonal setiap orang," pungkas dr. Christopher.
Kebutuhan serat harian menurut WHO
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengungkap kebutuhan serat sehari-hari yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan adalah sekitar 25 gram hingga 30 gram serat pada orang dewasa.
Serat adalah bagian penting dari pola makan sehat karena dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengendalikan kadar gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung dan obesitas. Jumlah kebutuhan serat dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan individu.
Adapun beberapa rekomendasi asupan makanan tinggi serat yang bisa dikonsumsi yaitu:
- Biji-bijian utuh seperti roti gandum utuh, oatmeal, beras merah, quinoa.
- Sayuran hijau meliputi ayam, brokoli, kacang polong, kubis, kacang panjang.
- Buah-buahan seperti apel, pir, jeruk, stroberi, blueberry, raspberry.
- Kacang-kacangan terdiri dari kacang hitam, kacang merah, kacang-kacangan, almond, walnut.
- Biji-bijian misalnya biji rami, biji chia, biji bunga matahari, biji labu.
- Kacang-kacangan terdiri dari kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau.
- Buah kering seperti kurma, kismis, plum kering.
- Ubi dan kentang yaitu ubi jalar, kentang, kentang manis.
- Produk susu bisa dengan makan yogurt rendah lemak, kefir.
- Sayuran akar seperti wortel, lobak, bit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan