Belum jelas apa faktor yang mendorong lonjakan infeksi streptokokus grup A di Jepang selama kurang lebih dua tahun terakhir ini. Akan tetapi, terdapat satu teori, yaitu infeksi berbagai jenis sudah meningkat di era pascapandemi Covid-19.
Selama adnya pandemi, saat karantina di rumah, menghindari pertemuan sosial, hingga melarang anak-anak bersekolah, telah terjadi penurunan global terhadap infeksi pernapasan.
Kemudian di tahun sejak pembatasan dan karantina era pandemi mulai dilonggarkan, infeksi lain, termasuk radang tenggorokan, dilaporkan meningkat pesat. Penurunan sirkulasi bakteri selama tahun pandemi disebut meninggalkan "utang kekebalan" hingga peningkatan infeksi terkait fenomena itu.
7. Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan sebagai langkah awal yakni menjaga kebersihan yang baik, mengobati infeksi streptokokus dengan cepat, dan memantau dengan cermat luka serta infeksi kulit.
Edukasi kesehatan masyarakat tentanh gejala dan risiko yang terkait infeksi Streptococcus grup A juga sangat penting sebalai deteksi dini dan pengobatan.
8. Wabah Serupa di Negara Lain
Beberapa negara lain juga meloparkan mengalami wabah serupa. Pada akhir tahun 2022 lalu, setidaknya ada lima negara Eropa yang telah melaporkan peningkatan kasus penyakit streptokokus grup A invasif (GAS) kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sesuai catatan WHO, peningkatan kasus disebut berkorelasi dengan pencabutan pembatasan Covid-19.
Demikianlah fakta-fakta wabah bakteri pemakan daging di Jepang. Semoga bermanfaat dan jadi bahan kewaspadaan kita semua.
Baca Juga: Review Film Anime A Silent Voice, Ketika Seorang Perundung Merasa Sangat Bersalah
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!