Suara.com - Cedera bisa terjadi pada siapa saja saat berolahraga. Kurangnya pemanasan, latihan berlebihan, dan teknik yang salah sering menjadi penyebabnya. Salah satu cedera paling umum adalah keseleo atau terkilir.
Cedera dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa nyeri dan ketidaknyamanan menandakan perlunya penanganan cepat agar tidak bertambah parah.
Menurut dr. Isa An Nagib, Sp.OT (K), FICS, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi di Siloam Hospitals, metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) bisa menjadi pertolongan pertama yang efektif.
Seperti dikutip dari Cleveland Clinic, metode RICE merupakan protokol lama untuk menangani cedera muskuloskeletal. RICE merupakan singkatan dari Rest (Istirahat), Ice (Es), Compression (Kompresi), dan Elevation (Peninggian). Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi peradangan akut dan nyeri pada jaringan lunak.
Penyedia layanan kesehatan telah lama merekomendasikan metode RICE sebagai cara yang cepat dan mudah untuk merasa lebih baik setelah cedera. Metode ini juga dapat membantu mengendalikan pembengkakan dan pendarahan parah bila diperlukan.
Metode RICE efektif untuk menangani peradangan akut pada jaringan lunak, seperti otot, tendon, dan ligamen. Cedera ini meliputi keseleo, tegang, dan memar, yang sering terjadi saat berolahraga.
Cedera kronis, seperti tendinitis dan bursitis, biasanya disebabkan oleh gerakan berulang. Sementara itu, cedera pada tulang dan sendi, seperti fraktur dan dislokasi, juga dapat memengaruhi jaringan lunak dan mungkin memerlukan perawatan tambahan.
Metode RICE dapat digunakan sebagai langkah awal sebelum mendapatkan diagnosis medis atau sebagai bagian dari pemulihan setelah perawatan utama.
Lantas, bagaimana cara menerapkan metode RICE?
Baca Juga: Pertolongan Pertama Bila Terkena Air Keras, Jangan Pakai Salep Atau Krim Apapun
Rest (istirahat)
Langkah pertama dalam metode RICE adalah beristirahat. Setelah mengalami cedera, segera hentikan aktivitas yang berat dan kurangi gerakan di area tercedera untuk mencegah kondisi semakin buruk.
Ice (es)
Kompres area cedera menggunakan es yang dibungkus oleh kain selama 10 menit. Ulangi sesering mungkin dan pastikan untuk memberi jeda 10 menit di antara setiap kompres.
Compression (kompresi)
Untuk mencegah terjadinya pembengkakan, balut area cedera dengan perban elastis. Hindari membalutnya terlalu kencang agar tidak menghambat aliran darah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi