Suara.com - Sektor kesehatan di Indonesia terus berkembang pesat, menghasilkan volume limbah medis yang signifikan setiap harinya. Limbah ini meliputi jarum suntik bekas, perban terkontaminasi, sisa infus, bagian tubuh manusia, hingga obat-obatan kadaluarsa dan kemasan farmasi.
Karakteristik limbah medis yang infeksius, toksik, dan berpotensi menularkan penyakit menjadikannya ancaman serius pada kesehatan masyarakat dan lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.
Demikian pula, limbah farmasi, baik dari industri maupun sisa konsumsi rumah tangga, mengandung senyawa kimia aktif yang dapat mencemari air, tanah, dan udara.
Pembuangan obat-obatan kadaluarsa ke saluran air atau tempat sampah biasa dapat menyebabkan resistensi antimikroba, merusak ekosistem perairan, dan bahkan membahayakan kesehatan manusia melalui rantai makanan.
Indonesia masih dihadapkan pada tantangan besar dalam pengelolaan limbah medis dan farmasi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2019, sekitar 290 ton limbah medis dihasilkan setiap hari dari 2.820 rumah sakit dan 9.884 puskesmas di seluruh Indonesia.
Namun, proses pengelolaannya masih belum optimal, karena banyak Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes) yang belum dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah yang memadai.
Salah satu kendala utama dalam pengelolaan limbah medis dan farmasi di Indonesia adalah keterbatasan infrastruktur yang memadai.
Jumlah fasilitas pengolahan limbah medis yang memenuhi standar masih jauh dari ideal, terutama di daerah-daerah terpencil. Banyak fasilitas kesehatan, terutama skala kecil, kesulitan mengakses layanan pengolahan yang aman dan terjangkau.
Baca Juga: Ubah Limbah Jadi Berkah, Inovasi Pengelolaan Sampah Ini Sukses Go International
Pemerintah pun terus menghimbau agar limbah medis dapat dikelola secara bertanggung jawab sesuai regulasi.
Jika sektor fasyankes belum memiliki fasilitas pengolahan limbah sendiri, maka fasyankes diharuskan bekerja sama dengan pihak ketiga yang berizin, salah satunya Universal Eco, perusahaan jasa pengolah limbah ramah lingkungan.
Dalam proses pengelolaan limbah, Universal Eco sendiri menunjukkan komitmen tinggi melalui solusi terpadu yang meliputi pengangkutan, pengolahan, pemusnahan dan pembuangan limbah medis sesuai peraturan yang berlaku dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Sepanjang tahun 2024, Universal Eco telah berhasil mengelola limbah medis lebih dari 5.000 ton yang berasal dari fasyankes di berbagai wilayah, seperti rumah sakit, puskesmas, klinik serta laboratorium kesehatan dan farmasi.
“Melalui teknologi insinerator ramah lingkungan, sifat bahaya dari limbah medis dapat diatasi sehingga mengurangi risiko lingkungan dan penularan penyakit,” kata Bobby Simon, CEO Universal Eco.
Sejak tahun 2020, Universal Eco sudah aktif melakukan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dengan cakupan wilayah pelayanan berada hingga di 21 provinsi di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan hingga Sulawesi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!