Suara.com - Setelah menikmati momen kebersamaan dan ketenangan selama libur Lebaran 2025 ini, kembali ke rutinitas kerja kerap menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian besar masyarakat, khususnya di kota besar seperti Jakarta.
Pergeseran ritme hidup yang signifikan—dari waktu tidur yang lebih fleksibel hingga kegiatan yang lebih santai—dapat memicu stres dan kelelahan jika tidak diantisipasi dengan baik.
Psikolog Meriyati, M.Psi., memberikan sejumlah kiat praktis untuk membantu warga Jakarta menghadapi masa transisi ini agar tetap sehat secara fisik maupun mental.
Menurutnya, kunci utama agar kembali bekerja tidak menjadi beban adalah kesiapan mental dan fisik yang seimbang.
“Setelah libur panjang, tubuh dan pikiran kita butuh penyesuaian. Agar tidak merasa kewalahan, penting untuk mempersiapkan diri dengan pola pikir yang positif dan manajemen waktu yang baik. Dengan begitu, kita bisa kembali produktif tanpa stres berlebihan,” ujar Meriyati dikutip dari ANTARA pada Senin (7/4/2025).
Langkah pertama yang ditekankan Meriyati adalah mengembalikan pola tidur yang sehat. Ia menyarankan agar masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan begadang yang sering muncul selama liburan, dan kembali menyesuaikan waktu tidur seperti sebelum libur.
“Menjelang hari kerja, niatkan untuk kembali ke pola tidur semula. Tidur cukup dan bangun lebih pagi akan membuat tubuh terasa lebih segar dan siap menghadapi aktivitas harian,” jelasnya.
Meriyati juga menyarankan untuk mulai menyusun rutinitas harian yang sehat, termasuk olahraga ringan, sarapan bergizi, dan aktivitas positif lainnya yang dapat menjaga energi dan suasana hati tetap stabil. Menurutnya, rutinitas yang baik akan membantu tubuh menyesuaikan kembali ke ritme kerja.
“Buatlah jadwal kegiatan yang terstruktur dan jelas. Dengan begitu, kita bisa lebih fokus dan mampu mengenali prioritas, sehingga tidak mudah merasa kewalahan,” tambahnya.
Baca Juga: Sukses Tahun Lalu, Jakarta Lebaran Fair 2025 Kembali Jadi Favorit Libur Lebaran!
Selain rutinitas, kondisi lingkungan kerja juga perlu diperhatikan. Meriyati menyarankan agar sebelum kembali ke kantor, sempatkan waktu untuk merapikan meja kerja atau ruang kerja pribadi. Lingkungan yang bersih dan rapi akan meningkatkan konsentrasi serta menciptakan rasa nyaman.
Yang tak kalah penting, lanjut Meriyati, adalah mempersiapkan mental dengan perspektif positif. Ia mengajak masyarakat untuk tidak melihat kembalinya ke kantor sebagai beban, melainkan sebagai peluang untuk memulai babak baru dengan semangat yang diperbarui.
“Alih-alih merasa berat, gunakan memori liburan sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik. Anggap ini sebagai langkah menuju liburan berikutnya yang lebih menyenangkan,” ujarnya.
Menjaga hubungan sosial yang baik di lingkungan kerja juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan semangat. “Komunikasi yang sehat dan dukungan antar rekan kerja akan menciptakan atmosfer kerja yang lebih menyenangkan,” tambahnya.
Terakhir, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu pribadi. “Jangan abaikan waktu untuk diri sendiri. Relaksasi setelah bekerja sangat penting agar tidak cepat burnout,” tutup Meriyati.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian PANRB masih memberlakukan kebijakan work from anywhere (WFA) hingga 8 April 2025 bagi ASN, sebagai upaya mengurai kepadatan arus balik Lebaran.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci