Suara.com - Kebanyakan orang menganggap sakit tenggorokan masalah ringan. Apalagi, jika tenggorak sakit saat musim flu. Namun, jika sakitnya berlangsung lebih dari tiga minggu, sakit tenggorakan tak boleh lagi dianggap enteng.
Bisa jadi hal itu pertanda serius. Menurut laporan Medical Daily yang dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025), dokter spesialis onkologi radiasi dari Proton Therapy Centre, Jiri Kubes, mengingatkan pentingnya memeriksakan diri jika mengalami gejala kanker yang tak kunjung hilang, terutama sakit tenggorokan yang tak membaik dalam waktu lama.
Dokter Kubes menjelaskan, sakit tenggorokan yang berlangsung lama bisa menjadi indikasi awal kanker amandel, salah satu jenis kanker tenggorokan yang cukup umum.
Selain itu, suara serak yang tak kunjung hilang selama lebih dari tiga minggu juga patut diwaspadai sebagai salah satu gejala kanker laring.
“Sakit tenggorokan adalah kondisi umum dan bisa disebabkan berbagai faktor. Namun jika berlangsung lama dan semakin memburuk, sebaiknya segera periksa ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.
Gejala lainnya yang patut diwaspadai meliputi batuk berkepanjangan, kesulitan menelan, nyeri di telinga, benjolan di sekitar leher atau tenggorokan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, dan sakit tenggorokan yang tak kunjung sembuh.
Faktor risiko kanker tenggorokan umumnya berkaitan dengan gaya hidup dan lingkungan. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta makanan tinggi lemak dan daging olahan dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini.
Selain itu, usia dan jenis kelamin juga berperan. Pria di atas usia 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker tenggorokan dibanding perempuan.
Paparan zat kimia industri, riwayat keluarga, sistem imun yang lemah, serta gangguan refluks asam lambung juga menjadi pemicu tambahan.
Karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejala kanker yang berlangsung lama. Segera lakukan pemeriksaan medis bila sakit tenggorokan lebih dari tiga minggu tak kunjung mereda.
Kanker Pita Suara Nyaris Selalu Menyerang Perokok
Kasus kanker pita suara masih didominasi oleh mereka yang memiliki kebiasaan merokok. Fakta itu diungkapkan oleh dokter spesialis THT dari RSCM, Syahrial M Hutauruk.
Ia mengungkapkan bahwa hampir seluruh pasien yang menderita penyakit tersebut diketahui merupakan perokok aktif maupun pasif.
“Hampir 100 persen penderita kanker pita suara adalah perokok. Ini menunjukkan korelasi yang sangat kuat,” ujarnya.
Menurut dr Syahrial, perokok memiliki potensi lima hingga tujuh kali lebih besar untuk terkena kanker pita suara dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kebiasaan merokok.
Berita Terkait
-
Belajar dari Kepergian Mpok Alpa: Lakukan SADARI untuk Deteksi Kanker Payudara Sekarang
-
Belajar dari Yunita Ababiel, Kenali 10 Gejala Kanker Payudara dari Awal Hingga Ganas
-
Ini Jenis Penyakit yang menyerang Jordi Amat Hingga Mendadak Absen
-
Breakingnews! Jordi Amat Mendadak Terserang Penyakit Akut
-
Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia, Kenali Tanda Kanker Otak di Setiap Anggota Tubuh
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia