Penulis jurnal menekankan pentingnya memasukkan risiko iklim dalam respons dan pemulihan pandemi. Perencanaan terpadu yang menggabungkan kesehatan masyarakat, kesiapsiagaan bencana, pembangunan berkelanjutan, dan manajemen darurat dinilai krusial, terutama di wilayah yang rawan bencana iklim.
Perlunya konsep One Health
Pandemi COVID-19 telah memperlihatkan keterhubungan erat antara manusia, hewan, dan lingkungan. Konsep One Health, yang menekankan interkoneksi antara ketiganya, kembali menjadi perhatian utama dalam merespons krisis kesehatan global.
Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Dr. Rudolf Virchow pada abad ke-19, dan kini dikembangkan sebagai pendekatan lintas disiplin untuk menghadapi tantangan besar seperti penyakit zoonosis, resistensi antimikroba, perubahan iklim, dan pencemaran lingkungan.
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam Majelis Kesehatan Dunia 2020 menegaskan bahwa upaya membuat dunia lebih aman akan gagal jika mengabaikan “hubungan kritis antara manusia dan patogen, serta ancaman perubahan iklim.”
Krisis iklim memperburuk risiko kesehatan. Kenaikan suhu global, pencairan es, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan memaksa manusia dan hewan bermigrasi. Perpindahan ini meningkatkan peluang kontak dan penularan penyakit lintas spesies.
Selain itu, krisis iklim berdampak langsung terhadap ketahanan pangan dan akses terhadap air bersih. WHO memperkirakan akan ada tambahan 250.000 kematian setiap tahun antara 2030–2050 akibat diare, malaria, dan kekurangan gizi, khususnya pada anak-anak.
Melindungi kesehatan manusia kini tidak cukup dengan intervensi medis semata. Tantangan lintas sektor menuntut respons kolaboratif. Kesehatan tak lagi dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan dan keberlanjutan sistem pangan dan air.
Baca Juga: COVID-19 Jadi Alasan? Orangtua di Spanyol Kurung Anak Sejak 2021, Kondisinya Bikin Merinding
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
Terkini
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?