Health / Women
Rabu, 17 Desember 2025 | 14:40 WIB
ilustrasi jantung, penyakit jantung bawaan. (Pixabay.com)
Baca 10 detik
  • Heartology Hospital di Indonesia berhasil melakukan MICS kombinasi perbaikan katup mitral, penutupan ASD, dan perbaikan katup trikuspid pertama di Indonesia.
  • Atrial Septal Defect (ASD) sering terdeteksi terlambat di Indonesia, menyebabkan komplikasi serius seperti hipertensi paru pada usia dewasa.
  • Keberhasilan operasi minimal invasif ini menunjukkan kemajuan signifikan penanganan penyakit jantung bawaan dewasa di Indonesia sesuai standar global.

Kunci keberhasilan penanganan ASD dewasa terletak pada diagnosis yang akurat. Di sinilah teknologi ekokardiografi berperan penting.

“Ekokardiografi transthoracic adalah pemeriksaan awal yang sederhana, aman, dan bisa dilakukan di semua usia. Tapi untuk menentukan ukuran, lokasi, dan kelayakan tindakan, kami perlu ekokardiografi transesofageal yang memberikan gambaran jauh lebih detail,” jelas dr. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, echocardiologist Heartology.

Pemeriksaan ini menentukan apakah ASD dapat ditutup dengan alat (transkateter) atau membutuhkan tindakan bedah. 

Ketika ASD Menjadi Kompleks: Kasus Ny. Nurfitriyana

Pada kasus Ny. Nurfitriyana (38 tahun), ASD yang diderita telah berkembang menjadi komplikasi lanjut. Pemeriksaan lanjutan menunjukkan lubang besar di sekat jantung yang berdampak langsung pada dua katup utama, mitral dan trikuspid.

“Saat kami evaluasi, ini bukan lagi sekadar menutup lubang. Katup mitral dan trikuspid sudah bocor akibat beban volume jangka panjang. Jadi pendekatannya harus menyeluruh,” ujar dr. Ario.

Tim Heartology kemudian mengambil keputusan multidisipliner untuk melakukan MICS high-complexity, yaitu menggabungkan tiga prosedur mayor dalam satu tindakan minimal invasif.

MICS: Sains Bedah Modern dengan Dampak Nyata pada Kualitas Hidup

Operasi dilakukan oleh dr. Dicky A. Wartono, Sp.BTKV, bersama tim bedah jantung Heartology. Dengan sayatan kecil tanpa membelah tulang dada, operasi ini menekan trauma jaringan secara signifikan.

Baca Juga: 9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI

“Secara global, tindakan kombinasi seperti ini baru dilaporkan dua kali sebelumnya. Kami bangga Heartology menjadi pusat ketiga di dunia dan pertama di Indonesia yang mendokumentasikan keberhasilan prosedur ini,” kata dr. Dicky.

Dari sisi ilmiah, MICS terbukti menurunkan nyeri pascaoperasi, mempercepat pemulihan, dan mengurangi risiko infeksi. Studi internasional menunjukkan waktu kembali beraktivitas pada pasien MICS bisa 30–50 persen lebih cepat dibanding operasi konvensional.

Pada kasus ini, pasien sudah stabil dan pulih hanya enam hari pascatindakan, dengan perbaikan fungsi jantung yang signifikan.

Lebih dari Estetika, Ini tentang Produktivitas dan Masa Depan Pasien

Meski kerap dianggap prosedur “estetis”, MICS memiliki dampak sosial dan ekonomi yang nyata.

“Luka kecil bukan soal kosmetik. Ini tentang pasien bisa kembali produktif lebih cepat, lebih sedikit nyeri, dan kualitas hidup yang jauh lebih baik,” tegas dr. Dicky.

Load More