Hari yang kian gelap tak menghalangi keasyikan sekumpulan mahasiswa Universitas Satya Negara (USNI) dari Fakultas Teknik Informatika berkutat dan 'mengoprek' perangkat di tangan mereka. Berbagai benda yang membentuk sebuah robot diulik tangan mahasiswa itu. Sebagian lagi sibuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan tentang pembuatan robot.
Mereka adalah mahasiswa yang tergabung dalam G-Robot FT USNI, sebuah kegiatan mahasiswa teknik yang berfokus pada pembuatan robot. Salah satu di antara mereka bernama Ja'far Irawan. Ia adalah alumni USNI yang mendirikan G-Robot FT USNI.
Mengawali cerita, Ja'far mengatakan bahwa berbagai pengorbanan ia lakukan untuk memajukan kegiatan robot USNI, perguruan tinggi tempatnya mengenyam pendidikan beberapa tahun silam. Usaha
tersebut akhirnya membuahkan hasil, kelompok robot ini bisa mengikuti berbagai kompetisi robot dan bertemu dengan kelompok pencinta robot dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
"Kita ketemu sama kelompok robot di kampus-kampus lain, seperti Budi Luhur, Al-azhar, ITB. Di tahun 2014, saat ada pertandingan, tercetuslah ide, kenapa sih kita nggak bikin komunitas regional saja," ujarnya.
Intensitas pertemuan yang makin sering, membuat mereka akhirnya memutuskan membentuk komunitas bernama Komunitas Robot Kebayoran.
"Awalnya, saya pikir kalau se- Jakarta kayanya terlalu sulit. Akhirnya tercetus komunitas wilayah Kebayoran saja. Karena kita masih mahasiswa semuanya, ketemunya bakal jarang kalau lingkupnya terlalu luas," imbuh Ja'far.
Seiring berjalannya waktu, kelompok robot yang masuk dalam komunitas ini tak hanya berasal dari berbagai perguruan tinggi, melainkan juga Sekolah Menengah Atas (SMA). Beberapa di antaranya adalah SMA Labschool Kebayoran, SMAN 70 dan SMAN 8.
Kegiatan rutin pun dilakukan di perguruan tinggi dan sekolah masing-masing. Namun tak jarang, mereka saling bertemu untuk diskusi, bertukar informasi saling berbagi ilmu, setiap satu bulan sekali. Sementara untuk forum online, mereka komunitas ini memiliki grup Facebook sendiri.
"Masing-masing itu mempunyai fokus sendiri. Kalau di USNI, kita mengarah ke robot beroda dan robot berkaki. Karena kampus kita juga lebih fokus ke kelautan, kita lagi mengembangkan membuat robot underwater," jelasnya.
Sementara untuk Universitas Al Azhar, mereka lebih fokus pada robot terbang. Sedangkan SMA, seperti SMAN 70, mereka fokusnya lebih ke menciptakan, bukan untuk pertandingan karena daya kreasi remaja yang lebih tinggi.
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anak Lokal: Murah Kualitas Juara, Harga Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Bedak Padat Wardah untuk Usia 30 Tahun ke Atas, Kulit Flawless Bebas Cakey
-
5 Cushion untuk Usia 50 Tahun yang Ramah Garis Penuaan
-
Anak Muda Indonesia Ini Tawarkan Model Bisnis Berbasis Kepercayaan dan Data
-
5 Shio Paling Beruntung dan Berlimpah Rezeki Besok 18 November 2025, Termasuk Kamu?
-
10 Bedak Padat untuk Tutupi Garis Penuaan Usia 50 Tahun ke Atas
-
Daftar Universitas dengan Jurusan IT Terbaik di Indonesia, PTN dan PTS
-
Dorongan Implementasi Bangunan Hijau untuk Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia