News / Nasional
Jum'at, 28 Februari 2014 | 00:14 WIB
Ilustrasi Helikopter OE-XIH (Freedigitalphotos/Tim Seed)

Suara.com - Puncak pembakaran lahan dan hutan di Sumatera diperkirakan berlangsung pada Juli - Oktober 2014, sedangkan di Kalimantan diprediksi pada Agustus-Oktober di tahun yang sama.

Untuk antisipasi bencana asap sebagai akibat dari pembakaran lahan dan hutan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan rapat koordinasi dengan kementerian, lembaga, BPBD, dan pemda.

"Pemda tetap sebagai penanggung jawab yang didukung oleh Pemerintah Pusat. Kemenkokesra sebagai koordinator, dan BNPB sebagai pemegang komando didukung oleh kementerian/lembaga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Pemadaman akan dilakukan dalam tiga operasi, yaitu operasi darat, operasi udara, dan operasi penegakan hukum serta sosialisasi.

Untuk operasi di darat, BNPB telah meminta dukungan TNI-AD sebanyak dua batalyon. Kemudian, BNPB berkoordinasi dengan Kemenhut untuk menggerakkan 1.755 anggota Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api.

"Kepada Polri, PPNS di Kemenhut, Kementan, dan KLH agar meningkatan penegakan hukum dan sosialisasi," kata Sutopo.

Untuk operasi di udara, akan dilakukan water bombing dan modifikasi cuaca atau hujan buatan. Sebanyak dua pesawat amphibi BE-200, 2 helikopter Kamov, 2 helikopter Sikorsky, dan 4 helikopter Bolco akan dikerahkan untuk water bombing.

Sedangkan untuk modifikasi cuaca akan menggunakan dua pesawat Hercules C-130 dan 6 pesawat Casa 212.

"Semua akan dioperasikan di Sumatera dan Kalimantan sesuai kebutuhan," kata Sutopo.

Load More