Suara.com - Selama ini, Denmark dikenal sebagai salah satu negara Eropa yang maju dan makmur. Bahkan tahun lalu, Laporan Kebahagiaan Dunia dari PBB menempatkan Denmark sebagai negara paling bahagia di dunia. Elemennya antara lain mulai dari persentase cuti hamil, kesetaraan gender, aktivitas bersepeda, hingga konsumsi anggur.
Secara ekonomi sendiri, sebagaimana dikutip situs Washington Post, Denmark juga dikenal berada di papan atas. Angka Produk Domestik Bruto (PDB)-nya mencapai 211 miliar dolar AS (Rp2.407 triliun) per tahun, sementara populasi penduduknya hanya 5,6 juta. Mereka juga unggul dalam hal pemerataan ekonomi, dengan angka penghasilan tersebar merata lebih dari negara-negara lainnya di dunia.
Lalu, tidakkah ada masalah di Denmark? Ternyata ada, yaitu Denmark punya masalah dalam hal seks.
Lebih tepatnya, negeri itu punya masalah dalam hal kelahiran. Berdasarkan data statistik pemerintah Denmark, angka kelahiran mereka hanya 10 per 1.000 warga di tahun 2013. Ini adalah angka terendah dalam beberapa dekade terakhir. Sebelumnya pada tahun 1983, angka kelahiran terendah Denmark mencapai 9,9.
Angka kelahiran Denmark itu sebenarnya bukan yang paling rendah sedunia, melainkan masih di atas Jerman dengan 8,33, Jepang (8,39), serta Singapura (7,72). Meski begitu, angka yang tergolong rendah tersebut telah mengkhawatirkan banyak orang. Berdasarkan laporan Copenhagen Post, rata-rata pasangan di Denmark berharap memiliki 2-3 anak. Tapi kenyataannya, 1 dari 5 pasangan di Denmark malah tak memiliki anak.
Hingga akhirnya, pada Rabu (26/3/2014) lalu, muncullah sebuah kampanye langka --lewat video iklan yang terlihat lumayan lucu-- demi mengatasi masalah tersebut. Digagas oleh sebuah perusahaan travel bernama Spies Rejser, kampanye tersebut diberi judul "Lakukanlah untuk Denmark (Do it for Denmark!)". Intinya, dengan menyebutkan bahwa Denmark saat ini tengah menghadapi krisis, mereka mengimbau orang-orang Denmark untuk turut bertindak.
Bagaimana caranya?
"Studi menunjukkan bahwa orang Denmark menjalani seks 46 persen lebih banyak saat berlibur. Dan karena lebih banyak hubungan seks berarti menambah peluang untuk memiliki anak, maka kami mengajak (orang Denmark) untuk berlibur secara romantis, demi menyelamatkan masa depan Denmark," imbau iklan tersebut.
Lalu, apakah memang hubungan seks sembari berlibur akan bisa menyelamatkan Denmark?
Perusahaan travel pembuat iklan tersebut tampaknya yakin soal itu. Mereka bahkan mencoba menambah "manis" seruan kampanye tersebut, dengan menjanjikan hadiah bagi pasangan yang terbukti hamil saat menjalani perjalanan romantis yang dipesan lewat perusahaan itu.
Tahapan-tahapan untuk mendapatkan hadiah itu pun dibeberkan. Pertama, pasangan yang berminat dipersilakan memilih paket libur ke kota romantis tujuan --mereka menyarankan Paris dan Roma. Lalu, menurut pihak Spies, "Biarkan dirimu digoda oleh gelombang (romantis) kota tersebut."
Tahap berikutnya, setelah puas berlibur dan tentunya berhubungan seks, pasangan peserta dipersilakan menunjukkan bukti positif hamil, lengkap dengan catatan medis resminya. Jika sah dan diterima, maka hadiah pun siap diberikan. Apa hadiahnya? Sebuah benda penting pastinya, yaitu persediaan popok bayi gratis untuk tiga tahun.
Lebih jauh, bagi pasangan yang masih bingung soal bagaimana memastikan bisa hamil, Spies bahkan memberikan beberapa tips. Antara lain yaitu menyarankan pasangan tersebut untuk memperhitungkan periode menstruasi sang perempuan.
"Hindari stress. Pergilah ke tempat pijat. Coba juga yoga. Manfaatkan gravitasi. Berbaringlah setidaknya 15 menit setelah berhubungan seks," saran perusahaan itu lagi.
"Dan para lelaki, hindarilah (memakai) celana ketat. Bahkan meski Anda kira itu kelihatan keren," sambung mereka. (Washington Post)
Berita Terkait
-
KPK Kejar Jejak Uang Korupsi Haji, Giliran Bendahara Asosiasi Travel Diperiksa
-
Iklan Pemerintah di Bioskop: Antara Transparansi dan Propaganda
-
Heboh Video Prabowo, Fadli Zon Kritik Jokowi Diungkit Lagi: Bioskop Bukan buat Nonton Iklan Politik!
-
Fadli Zon Curiga Capaian Pemerintah di Iklan Bioskop Hoaks, Tapi Itu Dulu, Netizen: Coba Tanya Lagi
-
KPK Temukan Pusaran Jual Beli Kuota Haji di Antara Biro Travel
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO