Suara.com - Sejumlah jurnalis media lokal maupun nasional yang bertugas di Jayapura, Papua, dilarang untuk meliput kampanye terbuka PDI Perjuangan saat Joko Widodo (Jokowi) menjadi juru kampanye di Lapangan Papua Trade Center (PTC) Entrop Jayapura, Sabtu (5/4/2014).
Larangan peliputan disampaikan oleh satuan petugas pengamanan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sejumlah jurnalis ini dilarang meliput dengan alasan banyaknya jurnalis yang melakukan peliputan di atas panggung.
Anehnya, yang diusir dalam peliputan itu hanya jurnalis yang bertugas di Papua. "Kalian wartawan turun, sudah ada wartawan dari Jakarta," kata Nikson T, salah satu petugas keamanan berseragam PDIP.
Jurnalis tabloidjubi.com, Aprila Wayar mengungkapkan, ada diskriminasi dalam peliputan kampanye Jokowi.
"Ini tidak betul. Kami tidak menginginkan cara seperti ini," katanya.
Sementara itu, Odeodata Julia Fando, salah seorang jurnalis dari Sinar Harapan Jakarta mengatakan, tindakan petugas pengamanan PDIP kelewatan.
Ode mengaku kecewa dengan perlakuan terhadap jurnalis di Jayapura dan memutuskan bersama beberapa teman-temannya yang turun dari panggung memanggil sembari memaksa beberapa jurnalis yang masih berada di atas panggung untuk menghentikan liputan.
Saat kampanye, Jokowi berjanji akan datang lagi ke Papua apabila PDIP menang pada pemilihan umum legislatif 9 April nanti.
"Saya akan kembali lagi ke Papua kalau PDIP menang dalam pileg 9 April," ujarnya.
Mantan Wali Kota Solo ini berpesan kepada warga Jayapura untuk menjaga dan mengamati tempat pemungutan suara (TPS) saat pemilu berlangsung agar tidak terjadi kecurangan.(Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Jawab Tantangan Yusril, Delpedro Cs Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Seleksi Super Ketat Kementerian Haji, Kenapa 200 Nama Calon Pejabat Harus Ditelusuri KPK?
-
Dengan Suara Bergetar, Ayah Nadiem Makarim: Saya Yakin Betul Dia Jujur
-
Keseruan Oma Ilah dan Opa Sutarto Ikut Sekolah Lansia
-
Cak Imin di Ponpes Al Khoziny: Hentikan Semua Proyek Pesantren Tanpa Ahli
-
Karma Instan! 2 WN China Auto Diusir dari Indonesia Gegara Nyolong Duit di Pesawat
-
Jerit Hati Ibunda dan Ayah Nadiem Makarim di Pengadilan: Dia Jujur, Kami Tak Menyangka Ini Terjadi
-
Roy Suryo Klaim Kantongi Ijazah Palsu Jokowi Langsung dari KPU: Kami Berani Mati, Adili Jokowi!
-
Bela Nadiem Makarim, Eks Pimpinan KPK hingga Mantan Jaksa Agung Ajukan Amicus Curiae, Begini Isinya!