Suara.com - Tumbuhan karnivora Nepenthes atau yang lebih dikenal dengan sebutan kantung semar menjadi semakin populer. Bentuknya yang unik serta cara tumbuhan ini memperoleh makanan menarik perhatian banyak orang.
Tidak heran jika semakin banyak yang memburu tumbuhan yang lebih senang hidup di daerah bersuhu dingin dan basah ini, terutama saat mengetahui harga jualnya yang tinggi.
Menurut peneliti pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Mansur, kantung semar awalnya memang dikenal sebagai tumbuhan pemakan serangga. Namun ditemukannya beberapa hewan kecil seperti katak, kadal, tikus di dalam kantung semar mematahkan anggapan bahwa tumbuhan ini hanya menjerat serangga.
Secara ilmiah memang belum diketahui khasiat tumbuhan yang memiliki daun berbentuk kantung ini. Menurut Mansur, belum ada yang melakukan peneliti Indonesia yang khusus mencari tahu khasiat dari Nepenthes, sedangkan peneliti asing telah lebih dulu mencari tahu manfaat enzim tumbuhan ini dan memanfaatkan untuk kosmetik hingga obat.
"Memang ada masyarakat Kalimantan yang menggunakan kantung semar sebagai obat mata dan obat batuk, dengan cara meminum enzim yang ada di dalam kantungnya. Tapi belum ada peneliti di sini yang khusus meneliti khasiatnya," ujar dia.
Ada juga, menurut dia, masyarakat yang memanfaatkan kantung semar untuk tempat memasak ketupat atau memasak nasi. "Ada beberapa jenis kantung semar yang kuat, jadi tidak masalah dimasak".
Namun yang jelas masyarakat yang memang hidup dari hutan meminum enzim dalam kantung semar ketika kesulitan memperoleh air ketika berada di gunung.
"Yang bisa diminum tentunya yang belum terbuka, kalau sudah terbuka bisa bercampur macam-macam, air hujan, serangga, sudah tidak bisa diminum," ujar dia.
Ketua Harian Komunitas Tanaman Karnivora Indonesia (KTKI) Jhon Muhammad Rasuly Suaidy mengatakan, peneliti India diketahui telah mencoba mengembangkan enzim dalam kantung semar menjadi obat penghancur batu ginjal. Sementara peneliti Prancis memanfaatkan enzim itu untuk kepentingan industri.
Menurut dia, sudah saatnya peneliti-peneliti Indonesia seharusnya sudah dapat menjadikan tumbuhan Nepenthes ini sebagai bahan penelitian. Hal ini menjadi penting karena dengan plasma nufah yang Indonesia miliki, seharusnya pemanfaatannya harus dioptimalkan di dalam negeri.
Perdagangan liar Terdapat 139 spesies Nepenthes di dunia. Sebanyak 64 spesies ada di Indonesia, sedangkan sisanya ditemukan di Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan India.
Pada awal tahun 1980-an diketahui hanya 80 spesies Nepenthes di dunia. Jumlah spesies tumbuhan ini bertambah dengan eksplorasi di beberapa negara, termasuk Filipina yang baru-baru ini melakukan eksplorasi mencari tumbuhan ini.
Menurut Muhammad Mansur, jika di tahun 1990-an 60 persen spesies Nepenthes terdapat di Indonesia, dengan ditemukannya lagi spesies ini di Filipina maka presentase di Indonesia menurun.
"Kalau ditanya di wilayah mana spesies Nepenthes terbanyak ditemukan, jawabannya Sumatra. Tapi kalau di tanya pulau ya Borneo (Kalimantan, Brunei, dan Malaysia)," ujar dia.
Menurut dia, diseluruh pulau-pulau besar di Indonesia telah ditemukan spesies kantung semar ini, kecuali di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kemungkinan, kondisi daerah yang kering membuat tumbuhan ini tidak tumbuh di sana.
Berita Terkait
-
Pemain Keturunan Rp86,91 Miliar Bikin Persaingan Bek Tengah Timnas Indonesia Semakin Ketat
-
Reski Damayanti: Mengorkestrasi Aliansi dalam Perang Melawan Industri Scam
-
GAC Indonesia Umumkan Harga Resmi Mobil Listrik AION UT untuk Pasar Indonesia
-
Ironis! Hanya Indonesia, Tim Semifinalis yang Gagal Lolos ke Putaran Final AFC U-23
-
Timnas Indonesia Diuntungkan Imbas Qatar Diserang Israel?
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?