Suara.com - Penamaan Usman Harun sebagai nama kapal frigate TNI Angkatan Laut karena keduanya adalah pahlawan nasional. Artinya, Usman Harun mempunyai arti penting bagi bangsa karena telah berjasa, berjuang dan berkorban untuk tanah air dan bangsa Indonesia.
Pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jaleswari Pramodani mengatakan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko seharusnya tidak perlu meminta maaf kepada Singapura karena telah memberikan nama Usman Harun untuk kapal frigate TNI Angkatan Laut. Karena, penamaan itu sekaligus menunjukkan kedaulatan bangsa Indonesia.
Singapura yang terganggu dengan penamaan itu tidak berhak untuk mendikte Indonesia mengganti nama kapal TNI AL sesuai dengan keinginannya. Justru Singapura telah mengintervensi keputusan Indonesia tentang ini.
Karenanya Indonesia tidak perlu meminta maaf kepada Singapura atas pilihannya itu," kata Jaleswari dalam pesan singkat kepada suara.com, Rabu (16/4/2014)..
Ia menambahkan, apa yang dilakukan Panglima TNI itu mungkin atas dasar pertimbangan sopan santun dalam pergaulan antar sesama bangsa ASEAN. Meski demikian, Indonesia tetap harus jelas dan tegas dalam bersikap.
Menurut dia, Indonesia harus menunjukkan kepada Singapura agar menghargai pilihan dan keputusan yang sudah dilakukan Indonesia.
Bukan kita yang tidak menghargai Singapura, tetapi Singapura yang memaksakan keinginannya kepada kita, yang harusnya dengan tegas kita tolak. Singapura harus menghargai kedaulatan kita dalam menentukan pilihan dalam negerinya, tegasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta maaf kepada Singapura karena telah memberi nama Kapal Republik Indonesia Usman Harun. Nama itu diambil dari dua marinir yaitu Usman Muhammad Ali dan Harun Said yang mengebom MacDonald House di Singapura pada 1965. Aksi itu dilakukan ketika Indonesia tengah berkonfrontasi dengan Singapura.
Moeldoko yang diwawancara Channelnewsasia mengatakan, Indonesia tidak ada memiliki maksud buruk untuk menyakiti perasaan warga Singapura dengan menamakan KRI Usman Harun. Menurut dia, ini menjadi proses pembelajaran dan dia yakin hubungan antara Indonesia dengan Singapura akan semakin kuat di masa depan.
Sekali lagi saya minta maaf. Kami tidak ada maksud buruk untuk mengungkap luka lama dan melukai perasaan warga Singapura. Tidak ada sama sekali. Sudah ada komunikasi antara dua pemimpin negara. Saya juga sudah bicara dengan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura, kata Moeldoko.
Meski meminta maaf, Moeldoko memastikan nama KRI tersebut akan tetap menggunakan nama Usman Harin. Kata Moeldoko, keputusan itu sudah diambil TNI pada Desember 2012 setelah melalui proses panjang. Moeldoko juga tidak menyangka pemberian nama KRI Usman Harun akan menimbulkan reaksi emosional dari warga Singapura.
Indonesia sama sekali tidak berpikir pemberian nama Usman Harun akan menimbulkan polemik. Kenapa? Karena kami tidak ada keinginan untuk mengungkap emosi dari masa lalu. Sama sekali tidak. Namun, ada hal sensitif yang tidak kami lihat dan itu akhirnya memanas. Ini adalah tanggung jawab saya sebagai Panglima TNI untuk memberikan klarifikasi dan mengambil langkah agar masalah ini tidak semakin memanas," kata Moeldoko.
Pemberian nama KRI Usman Harun sempat membuat hubungan diplomatik Indonesia dengan Singapura memanas pada Februari lalu. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sudah memberi jaminan kepada Singapura bahwa Indonesia tidak ada maksud buruk terkait pemberian nama tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
Terkini
-
Bill Gates: Dunia Salah Arah Hadapi Krisis Iklim, Kenapa Demikian?
-
Pelaku Pengeroyokan dan Penembakan Pengacara WA di Tanah Abang Diciduk
-
Tarif Transjakarta Bakal Naik? Pemprov DKI Ungkap Fakta di Balik Murahnya Ongkos
-
Kemenag Tegaskan MBG Harus Halalan Toyyiban: Bersih, Suci, dan Menyehatkan
-
IESR Nilai SNDC Indonesia Tak Selaras dengan Ambisi Energi Terbarukan Prabowo, Kenapa?
-
Rusun Marunda Dirobohkan, Pemprov DKI Siap Bangun Ulang Hunian Modern untuk Warga Lama
-
Pembakaran Mahkota Cenderawasih Picu Kemarahan, Desak Aturan Khusus Meski Menhut Sudah Minta Maaf
-
Heboh Polisi Berpeci Catcalling Cewek Sepulang Pilates, Begini Pengakuan Korban!
-
Tarif Transjakarta Naik Jadi Rp5.000? Ini Kata Dishub DKI!
-
Babak Baru Korupsi Timah: Harvey Moeis Segera Dieksekusi, Sandra Dewi Cabut Gugatan Aset