Suara.com - Tersangka kasus korupsi Hambalang yang juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, usulan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi calon Wakil Presiden pada pemilu 2014 sempat membuat pendiri Partai Demokrat itu murka. Hal itu diungkapkan SBY dalam buku “Selalu Ada Pilihan.”
Namun, Anas menilai wacana agar SBY maju dalam pemilu presiden sebagai cawapres layak untuk dipertimbangkan.
“Halangannya hanya satu: citra yang selama ini dibangun bisa terganggu. Sekarang tinggal pilih: legacy yang dicatat sejarah atau bangunan citra yang sejatinya mirip rumah pasir. Kalau Pak SBY memilih jalan menuju legacy akan mengobati rasa anyep Demokrat pada Pileg 2014,” kata Anas lewat akun Twitternya, @anasurbaningrum, Minggu (20/4/2014).
Anas mengungkapkan, majunya SBY sebagai cawapres merupakan jalan agar rasa anyep Partai Demokrat menjadi agak hangat-hangat sedap. Anas menyitir kalimat "nikmat-nikmat sedap" yang dilontarkan kader Demokrat, Sutan Bhatoegana.
Menurut Anas, capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo punya peluang tinggi untuk menang apabila dipasangkan dengan SBY.
“Berpengalaman menjadi menteri dan dua periode menjadi Presiden. Lengkap sekali. Pasangan Jokowi-SBY bahkan bisa menjadi obat mujarab bagi rekonsiliasi politik merah-biru,” ungkap Anas.
Berdasarkan penghitungan cepat sejumlah lembaga survei, perolehan suara Partai Demokrat merosot tajam pada pemilu legislatif 2014. Parpol pemenang pemilu itu hanya meraup 10 persen suara dan harus berkoalisi untuk bisa mengajukan nama calon Presiden.
Dengan semakin menguatnya sosok Jokowi sebagai capres dari PDI Perjuangan dan Prabowo Subianto yang merupakan capres dari Partai Gerindra, Demokrat kemungkinan harus puas dengan mengajukan nama cawapres.
Ini membuat Konvensi capres Partai Demokrat yang digelar sejak tahun lalu kemungkinan dihentikan. Partai Demokrat juga belum memutuskan akan berkoalisi dengan parpol mana dalam menghadapi pemilu Presiden nanti.
Sejauh ini, baru PDI Perjuangan yang sudah berkoalisi dengan Partai Nasdem dan Partai Gerindra yang didukung PPP. Untuk bisa mengajukan capres-cawapres, parpol atau koalisi parpol harus meraih minimal 25 persen suara nasional.
Berita Terkait
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
Terpopuler: Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu, Artis AK Terseret Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil
-
Bagaimana Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu?
-
Upaya Roy Suryo cs Mentah di Polda Metro Jaya, Status Tersangka Ijazah Jokowi Final?
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka