Suara.com - Dalam pidato penyampaian hasil Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Ketua Majelis Tinggi yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung wacana berkoalisi dengan Partai Golkar atau partai lain untuk membangun poros baru dalam Pemilu Presiden 2014.
“Ada teori, kan masih ada Demokrat – Golkar atau dengan partai lain, lalu duduk bersama, satukan pikiran, kemudian menyepakati untuk tetapkan pasangan baru,” kata SBY.
Namun, kata SBY, proses politik untuk membangun koalisi baru tidak mudah dilaksanakan dan panjang waktunya. Pasalnya, kata SBY, nanti partai-partai akan mengutamakan kepentingan masing-masing.
Lalu, SBY menceritakan pengalamannya ketika Partai Demokrat memenangkan Pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Ketika SBY maju menjadi capres dan harus memilih cawapres, itu prosesnya sangat ketat.
“Haruslah diambil dengan perhitungan yang cermat,” katanya.
SBY menambahkan untuk membangun poros Partai Demokrat tentu semua partai pesertanya harus memiliki kehendak untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat. SBY mengatakan Demokrat tidak mungkin mau berkoalisi dengan kekuatan yang tidak mempunyai kehendak apapun untuk berjuang bersama Demokrat.
SBY menekankan untuk membuat koalisi baru semua pesertanya harus betul-betul memiliki platform yang sama, memiliki sasaran pembangunan lima tahun mendatang, termasuk kebijakan, serta solusi yang harus diambil.
“Saya sungguh mengetahui karena hampir 10 tahun memimpin negara. Tahu masalah dan tantangan. Tahu aspirasi kehendak rakyat, batas kemampuan yang bisa dilakukan pemerintah,” kata SBY.
“Manakala Demokrat tidak yakin bahwa bila semua itu tidak sesuai, maka tidak bisa begitu saja dukung koalisi,” katanya.
Partai Demokrat merupakan partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut, 2004 dan 2009. Namun kalah di Pemilu 2014. Partai ini hanya meraih suara 10,19 persen di Pemilu Legislatif atau jauh dari asumsi. Artinya, Demokrat tidak bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendirian. Ia harus berkoalisi.
Keputusan koalisi Partai Demokrat baru akan ditentukan pada 18 Mei 2014.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf