Suara.com - Dua orang anggota band rock asal Meksiko dipaksa menutupi lengan bertato mereka sebelum menaiki sebuah pesawat. Akibat aksi pemaksaan oleh kru itu, maskapai penerbangan yang mengoperasikan pesawat pun meminta maaf.
Peristiwa ini terjadi saat vokalis dan peniup trombon hendak menaiki sebuah pesawat milik maskapai Interjet di kota Ciudad Juarez beberapa waktu lalu. Sebelum naik, kru pesawat meminta mereka menutupi lengan mereka yang penuh dengan tato.
Keduanya sempat menolak, dan merekapun terlibat adu argumen dengan para kru. Seorang polisi federal mencoba menengahi dan akhirnya mereka diperbolehkan naik tanpa menutup tato. Namun, tidak selesai sampai situ. Si vokalis dan peniup trombon tidak terima dengan perlakuan tersebut. Mereka pun menulis di situs resmi band mereka tentang hal itu.
Mereka menggambarkan insiden itu sebagai bentuk diskriminasi yang memalukan. Tak pelak, artikel yang dimuat di situs resmi band membuat maskapai Interjet gerah. Pihak maskapai meminta maaf kepada band tersebut.
Pihak maskapai bersikeras tidak bermaksud mendiskriminasi atas alasan "ekonomi, fisik, budaya, sosial, maupun alasan lainnya. Mereka mengatakan para personel maskapai di Ciudad Juarez telah melakukan kesalahan. Maskapai itu juga telah mengambil langkah untuk mengkoreksi para personel tersebut. (Asia One)
Berita Terkait
-
Armada Langit RI Makin Gahar! Pesawat Raksasa Canggih Kedua Pesanan Prabowo Tiba Februari 2026
-
Prabowo Minta Pesawat Airbus A-400M Dilengkapi Modul Ambulans Hingga Alat Hadapi Kebakaran Hutan
-
Fitur Airbus A400M: Isi Bahan Bakar di Udara, Manuver Anti-Rudal
-
Deretan Teknologi Airbus A400M: Isi Bahan Bakar di Udara, Manuver Anti-Rudal
-
Perintah Tegas Prabowo Usai Airbus A400M Mendarat: Sulap Jadi Ambulans Udara dan Damkar
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang