Suara.com - Menteri yang menjadi tim sukses capres/cawapres sebaiknya mengundurkan diri, karena rawan politisasi birokrasi.
Hal itu dikatakan Dosen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia Vishnu Juwono.
"Apabila para menteri tetap bersikeras dalam jabatannya sambil menjadi tim sukses maka bisa dipastikan kementerian yang dipimpinnya akan tersandera oleh kepentingan jangka pendek dari pimpinannya," kata Vishnu di Depok, Rabu (4/6/2014).
Menurut dia dengan menjadi tim sukses maka akan terjadi 'conflict of interest' atau benturan kepentingan yang akan semakin sulit dibedakan. Terutama, lanjut Vishnu, saat para menteri tersebut mengunjungi daerah tersebut dengan menggunakan fasilitas kementeriannya seperti, mobil dinas, pemanfaatan gedung pertemuan, penginapan yang dibayar melalui APBN dan fasilitas-fasiltas negara lainnya.
Vishnu menambahkan, dari aspek kompetisi politik sehat juga tidak adil, karena para menteri tersebut dapat memanfaatkan status pejabat negaranya untuk mendapat perlakuan dan fasilitas sebagai tamu VIP dari para aparat birokrasi kementeriannya baik di Jakarta maupun di kota-kota lainnya yang digaji dan dibiayai oleh negara.
"Dengan kondisi demikian potensi politisasi terhadap birokrasi di kementerian yang dipimpin oleh para menteri yang ikut dalam Timses Capres maupun Cawapres akan semakin besar," ujarnya.
Lebih lanjut Vishnu mengatakan meskipun belum terdapat Undang-undang maupun peraturan pemerintah yang mewajibkan para menteri untuk mundur begitu bergabung dalam tim sukses capres dan cawapres, namun sebaiknya menteri=menteri yang masuk dalam timses capres serta cawapres mengundurkan diri dan fokus kepada kampanye. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Pemprov Jakarta Siagakan 1.200 Pompa Hadapi Ancaman Hujan Ekstrem Dua Hari ke Depan
-
Menkeu Purbaya Tolak Duduk di Kursi Utama Saat Sidak Rapat Direksi BNI: Bukan Pencitraan Kan Pak?
-
Pulangkan Mercy Habibie ke Anaknya, KPK Sita Rp1,3 Miliar Uang DP Ridwan Kamil
-
Komisi XIII DPR Minta Negara Lindungi 11 Warga Adat Maba Sangaji dari Dugaan Kriminalisasi Tambang
-
Menteri PPPA Kecam Pelecehan Seksual di Bekasi:Dalih Agama Tak Bisa Jadi Pembenaran
-
Modus Licik Kasus Pagar Laut: Kades Arsin dkk Didakwa Jual Laut usai 'Disulap' Daratan Fiktif!
-
Babak Baru Korupsi Chromebook: Kejagung Mulai 'Korek' Azwar Anas dalam Proses Lelang di LKPP
-
Kemenag Ungkap Lonjakan Nikah Siri Pada Anak Muda, Ada 34,6 Juta Pernikahan Tak Tercatat Negara
-
Misteri Mi Goreng Lembek! Fakta di Balik Keracunan MBG Massal Siswa SDN 01 Gedong Terungkap
-
Pemda Didukung Mendagri untuk Sukseskan Implementasi PSEL