Suara.com - Akademisi ilmu politik Universitas Paramadina, Arya Fernandes mengatakan acara debat calon presiden dan calon wakil presiden merupakan momentum bagi publik untuk mencatat secara detail apa yang dijanjikan para kandidat.
Catatan itu, kata Arya, nanti bisa digunakan publik untuk menagih janji setelah pasangan capres-cawapres terpilih di Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
“Janji-janji capres bisa dijadikan bahan evaluasi bagi mereka. Apakah bisa merealisasikan janji secara baik atau tidak?” kata Arya kepada suara.com, Senin (16/6/2014).
Bilamana presiden terpilih tidak merealisasikan apa yang sudah dijanjikan di acara debat kandidat, kata Arya, publik bisa menghukum mereka di Pemilu Presiden 2019 dengan tidak memilih mereka bila maju lagi.
“Janji ini bisa jadi patokan bagi publik untuk jadi bahan bagi mereka, apakah akan memilih kembali capres itu di 2019 atau tidak,” kata Arya.
Pemilu Presiden 2014 diikuti oleh dua pasangan capres-cawapres. Pasangan nomor urut pertama adalah Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Mereka diusung oleh Partai Gerindra, PPP, PKS, PAN, Golkar, dan PBB. Sedangkan pasangan nomor urut dua adalah Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPI.
Proses pilpres saat ini baru memasuki tahap debat kandidat presiden. Pilpres akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014.
Prabowo dan Joko Widodo baru saja mengikuti acara debat yang diselenggarakan KPU pada Minggu 15 Juni 2014. Tema debat putaran kedua kemarin adalah "Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial."
Debat putaran ketiga akan diselenggarakan lagi pada 22 Juni 2014 dengan peserta Prabowo dan Jokowi lagi. Tema debat nanti adalah "Politik Internal dan Ketahanan Nasional."
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Sejarah Panjang Gudang Garam yang Kini Dihantam Isu PHK Massal Pekerja
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?