Suara.com - Dari hasil survei sementara Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memang disebutkan kalau kandidat capres cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla masih unggul dari Prabowo- Hatta, namun peneliti LSI, Fitri Hari menyebutkan bisa saja dukungan buat Jokowi-JK terus merosot.
Saat mengumumkan hasil survei di Jakarta, Kamis (26/6/2014), Fitri menyampaikan masih ada waktu buat Jokowi untuk merebut pemilihnya yang kini berpindah ke kubu lawan yang elektabilitasnya sedang melonjak.
"Dalam dua bulan terakhir, pendukung Jokowi banyak yang lari dari kandangnya. Jumlah dukungan Jokowi menurun drastis di komunitas NU,berpendidikan tinggi, beragama Islam, pemilih laki-laki, dan Jawa Barat. Penurunan tersebut mencapai 5-10% sama dengan kenaikan di kubu Prabowo,” ungkap Fitri
Jokowi bisa saja memenangkan laga Pilpres 9 Juli 2014 kalau berhasil mengajak pemilihnya kembali .
“Jokowi akan tetap menang, jika ia bisa mengambil kembali pendukungnya yang pindah ke lain hati tersebut,” tambahnya lagi.
Fitri menjelaskan, hal sebaliknya akan terjadi yaitu Prabowo akan menyalip Jokowi jika terus berhasil menaikkan dukungannya.
Jokowi masih kuat mendapat dukungan dari pemilih perempuan, dimana Prabowo kesulitan menarik dukungan kelompok itu.
"Sebaliknya Prabowo akan menyalip Jokowi, jika ia bisa menaikkan dukungannya sekitar 5-15 % lagi dari segmen perempuan, NU, pemilih berpendidikan rendah, pemilih muslim dan pemilih di Provinsi Jawa Timur, yang merupakan basis Jokowi," lanjut Fitri.
Hasil survei dari Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Network memaparkan bahwa pasangan capres cawapres nomor urut dua Joko Widodo-Jusuf Kalla masih mengungguli kandidat nomor urut satu Prabowo-Hatta Rajasa.
Penelitian yang dilaksanakan dalam rentang waktu sepekan, dilakukan sejak tanggal 1-9 Juni 2014 dan melibatkan 2.400 responden di 33 Provinsi, dengan margin of error 2 persen.
Hasilnya, 45 persen responden memilih Jokowi-JK dan 38,7 persen responden memilih pasangan Prabowo Hatta.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'