Suara.com - Petugas Komisi Pemilihan Umum pusat menghentikan proses penghitungan suara pada simulasi pemungutan suara yang diselenggarakan warga di Jalan Percetakan Negara 1, Rt 02/07, Kelurahan Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2014) sekitar jam 17.00 WIB.
"Alasannya tidak ada izin, padahal panwas kecamatan tidak mempermasalahkan. Kami juga sudah memberitahukan kegiatan ini kepada polisi dan KPUD," kata petugas penyelenggara simulasi pemungutan suara, Sutisna, kepada suara.com.
Simulasi ini diselenggarakan di rumah ketua RT. Tujuan kegiatan ini, kata Sutisna, agar masyarakat tidak lagi golput di Pilpres 9 Juli 2014 nanti, mengingat selama ini tingkat golput warga setempat masuk kategori tinggi.
"Kita ingin ada kesadaran dari warga kami agar aktif menjadi pemilih," kata Sutisna.
Simulasi diikuti oleh 175 warga satu RT. Jumlahnya jauh dari targetnya semula, yakni 500 warga.
Semula, proses pemungutan suara berjalan lancar. Tetapi begitu memasuki penghitungan suara, petugas KPU datang dan langsung menghentikan.
"Tidak tahu kenapa bisa datang," kata Sutisna.
Walau dihentikan petugas KPU, kata Sutisna, warga tetap saja menghitung hasil pemungutan suara.
"Hasilnya, mayoritas nomor satu unggul. 137 suara untuk nomor satu. 24 ke nomor dua. sembilan kertas suara rusak," katanya.
Sutisna kecewa dengan tindakan petugas KPU yang ia nilai tidak mendukung inisiatif warga untuk membantu menyukseskan jalannya pemilu. Padahal, katanya, panwas mendukung.
"Tujuannya yang penting kita gak golput," katanya.
Sutisna menilai tindakan KPU tadi sore sebagai tindakan yang penuh arogansi.
"Merasa jadi yang miliki negara ini. Orang-orang sampai bilang, KPU dukung nomor dua dan karena yang menang ini nomor satu, mungkin takut mereka," kata Sutisna.
Secara pribadi, Sutisna mengaku tadinya belum memiliki pilihan capres. Tapi gara-gara tindakan penghentian simulasi oleh KPU, ia berpikir untuk memilih Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!