Suara.com - Penyelidik dari organisasi polisi internasional (Interpol) dan rekan kerjanya di Eropa yaitu Europol akan berangkat ke Ukraina untuk membantu proses identifikasi korban yang tewas akibat jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.
Organisasi polisi Eropa (Europol) mengatakan, akan ada tujuh tim spesialis yang diturunkan untuk membantu proses identifikasi. Namun, belum ada kepastian apakah tim dari Interpol dan Europol itu bisa mengakses lokasi jatuhnya pesawat MH17.
Saat ini, lokasi jatuhnya pesawat MH17 masih dikuasai oleh kelompok pemberontak pro Rusia. Mereka melarang siapa pun masuk ke wilayah jatuhnya pesawat MH17 yang merupakan teritori kekuasaan mereka. Kelompok pemberontak juga tidak mengizinkan otoritas Ukraina masuk ke lokasi tersebut.
Sementara itu, pemimpin kelompok pemberontak Aleksander Borodai mengatakan, belum ada kesepakatan dengan Ukrainan dalam pembentukan zona keamanan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat MH17. Kata dia, belum pernah ada pembicaraan untuk membuat zona keamanan.
Sebelumnya, Kepaka Keamanan Ukraina Valentyn Nalyvaychenko mengatakan, Ukraina dan kelompok pemberontak Rusia mencapai kesepakatan untuk membentuk zona keamanan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Zona keamanan ini sekaligus memberikan akses untuk masuk ke lokasi jatuhnya MH17.
“Dengan dibentuknya zona keamanan sepanjang 20 kilometer itu, maka Ukraina bisa memasuki lokasi dan mengidentifikasi korban dan memberikan kepada keluarga,” kata Valentyn Nalyvaychenko. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
Terkini
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional