Suara.com - Di tengah gencarnya wacana pencarian para menteri untuk mengisi kabinet Jokowi pada periode 2014- 2019 mendatang, Tim Sukses (Timses) Jokowi-JK justru disibukkan dengan pembentukan tim transisi dan memantau proses pengajuan gugatan kubu Prabowo-Hatta soal kecurangan Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurut mereka, masih terlalu dini untuk membicarakan wacana menteri pengisi kabinet.
"Oh itu masih panjang, tim belum berdiskusi tentang itu, masih sangat terlalu awal, kita prioritaskan tim transisi dan pantau MK dahulu," kata Anies Baswedan di Blok M Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu(26/7/2014).
Anies menegaskan, saat ini Timses Jokowi belum berbicara sedikitpun tentang para menteri yang akan menjabat sebagai asisten Jokowi dan JK nantinya.
"Terus terang saya katakan belum ada pembicaraan tentang itu, itu hanya topik di media saja," jelas Anies.
Diapun mengakui kalau dirinya tidak tahu apa yang menjadi keputusan Jokowi suatu saat nanti. Pihaknya menilai proses di MK barus saja dimulai dan hal yang harus diprioritaskan adalah memantau prosesnya, bukan membicarakan para menteri.
"Terlalu awal membahas hal tersebut, masih lama, proses MK saja baru berlangsung, kita pantau hal tersebut dahulu," tegasnya sekali lagi.
Untuk memantau proses gugatan di MK ini, pihak Jokowi sudah mempersiapkan tim hukum apabila suatu saat nanti terjadi sesuatu yang mereka nilai tidak sesuai dengan aturan yang ada. Namun, saat ini mereka serahkan semuanya kepada MK sembari berharap akan kebenaran kata-kata yang diucapkan oleh mantan MK, Mahfud MD.
"Kita percaya dengan ucapan Pak Mahfud, karena dia sudah tahu semuanya, namun kita pun tetap mempersiapkan tim hukum untuk mengantisipasi," tutup Rektor Univeristas Paramadina itu.
Tim Prabowo-Hatta mengajukan gugatan atas dugaan kecurangan pilpres ke MK pada hari Jumat (25/7/2014) yang dinilai mempengaruhi keabsahan suara. Mereka juga menuding terjadi pelanggaran terstruktur, sistematis dan masif. Kubu Prabowo-Hatta menginginkan diberlakukan penghitungan suara ulang dan pemungutan suara ulang di 52.000 TPS di Indonesia, di 5.800 TPS di Jakarta, dan beberapa di wilayah Papua.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 7 Fakta Nusakambangan, Penjara di Jawa Tengah yang Dihuni Ammar Zoni: Dijuluki Pulau Kematian
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Drama Tangis di Gang Royal! 3 PSK Kena Razia, Ngaku Jualan Kopi Padahal Kepergok di Kamar
-
Setahun Pemerintahan Prabowo, Pengamat Kasih Nilai Enam
-
Pengamat Sarankan Pramono Bangun Rusun di Blok M: Bakal Diminati Gen Z
-
Tak Hanya Prabowo, Adik Kandung Hashim Djojohadikusumo Juga Ditawari Sogokan Nyaris Rp25 Triliun
-
Diungkap Hasyim, Prabowo Mau Disogok Rp16,5 Triliun dari 'Orang Nekat'
-
Bakal Gelar Ratas di Kertanagara, Prabowo Panggil Mendikti Lagi Bahas Hal Ini
-
Presma UIN Alauddin: Prabowo Serius Tegakkan Hukum dengan Reformasi Sistemik
-
Libatkan Pemerintah Pusat, Pramono Bakal Bentuk Satgas Pembenahan Kota Tua
-
BRIN Temukan Mikroplastik dalam Hujan, Pemprov DKI: Ini Alarm Lingkungan
-
Demi Kota Tua Hidup, Kampus IKJ Bakal Dipindahkan Gubernur Pramono dari TIM Cikini