Suara.com - Pendiri WikiLeaks Julian Assange mengatakan hanya akan keluar dari gedung Kedutaan Besar Ekuador jika Inggris berjanji tidak akan menangkap dirinya. Selama dua tahun terakhir, lelaki asal Australia itu berlindung di kedutaan Ekuador untuk menghindari penyidikan atas dugaan pelecehan seksual yang dilakukannya di Swedia.
Pernyataan itu disampaikan melalui juru bicara Assange, Kristinn Hrafnsson, dalam konferensi pers yang digelar di kantor kedutaan besar Ekuador di London, Inggris, hari Senin (18/8/2014). Menurut Kristinn, Assange akan keluar dari kedutaan jika pemerintah Inggris menarik pasukan polisi yang mengepung kedutaan tersebut. Assange bersikeras tidak akan menyerahkan dirinya kepada polisi.
Menteri Luar Negeri Ekuador, Ricardo Patino, yang mendampingi Assange berjanji akan berunding dengan menlu Inggris untuk membantu memuluskan rencana Assange. Namun, sejauh ini kantor keimigrasian Inggris tetap pada pendiriannya untuk mengekstradisi Assange.
Lelaki berusia 43 tahun itu lari ke Kedutaan Besar Ekuador pada Juni 2012 silam setelah mendapat suaka politik dari negara itu. Apa yang ia lakukan adalah demi menghindari ekstradisi ke Swedia atas dugaan pelecehan seks dan pemerkosaan terhadap dua perempuan di negara itu.
Assange mengaku khawatir, jika ia diekstradisi ke Swedia, dirinya akan diserahkan ke Amerika Serikat (AS). Dia terancam diadili atas pembocoran rahasia pemerintah AS yang ia lakukan lewat WikiLeaks.
Assange mulai mempublikasikan ribuan dokumen rahasia AS di internet sejak tahun 2010. Hal itu membuat AS malu. Banyak pula pihak yang mengatakan bahwa perbuatan Assange membahayakan keamanan negara dan menempatkan orang dalam bahaya.
Sebelumnya, diberitakan bahwa keinginan Assange untuk keluar dari tempat persembunyiannya adalah karena kondisi kesehatannya yang kian memburuk. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO