Suara.com - Setelah sempat menjadi bulan-bulanan di media sosial akibat kata-kata kasarnya terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta di Path, Florence Sihombing kini menuai simpati dari para pengguna Twitter.
Florence pada Sabtu (30/8/2014) ditahan oleh kepolisian daerah Yogyakarta setelah dilaporkan oleh belasan organisasi dan lembaga swadaya masyarakat yang mengklaim mewakili rakyat Yogyakarta. Dia dinilai menghina Yogyakarta dan penahanan atas dirinya didasarkan pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang masih terus menjadi perdebatan.
Meski demikian penahanan Florence oleh kepolisian dinilai berlebihan, apalagi perempuan yang tengah menempuh pendidikan Strata 2 di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada itu sudah meminta maaf secara terbuka di media massa dan media sosial.
"Bahwa Flo itu semberono di media sosial, itu iya. Tapi dipidanakan dengan UU ITE itu keterlaluan," kicau pengamat media sosial Nukman Luthfie dalam akun Twitternya, @nukman, pada Sabtu malam.
Sementara itu Budiman Sudjatmiko, @budimandjatmiko, juga mengatakan bahwa "Orang Yogya (dan yang pernah di Yogya) pasti tidak bangga dan malu setelah tahu polisi menahan Florence."
"Penahanan Florence dapat menjadikan Jogjakarta sebagai kota yang tidak ramah bagi keragaman pendapat dan kritik," tulis Zuhairi Misrawi dalam akun Twitter @zuhairimisrawi.
Lain lagi komentar akun @unilubis, yang sambil menyebut akun Twitter Humas Markas Besar Kepolisian Indonesia, mempertanyakan urgensi penahanan Florence.
"Apa perlu Florence Sihombing ditahan oleh Polda DIY? Diperlakukan seperti kriminal karena maki-maki kota dan orang-orangnya?" tulis pemilik akun @unilubis.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Florence dilaporkan dan akhirnya ditahan oleh kepolisian DIY setelah pada akhir pekan kemarin menulis kata-kata makian terhadap kota Yogya dan warganya di media sosial Path.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun