Suara.com - Penahanan Florence Sihombing oleh kepolisian Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta lantaran menghujat warga Yogyakarta melalui akun Path-nya, membuat budayawan Butet Kartaredjasa turut angkat bicara.
Lewat laman Facebooknya, Butet mengunggah salinan pesan singkat (SMS) yang ia kirimkan kepada Kepala Kepolisian Daerah DI Yogyakarta Brigadir Jenderal Oerip Subagyo. Lewat SMS tersebut, Butet meminta agar polisi membebaskan Florence.
"Ini SMSku kpd KAPOLDA DIY: Pak Kapolda.... sbg warga yogya yg mencintai kepolisian saya pengin mengingatkan, mbok Florence Sihombing dibebaskan aja. Penahanan ini bener2 kontraproduktif dan mencoreng citra kepolisian dan kearifan warga yogya. Sangat memalukan pak. Sungguh," tulis Butet pada Minggu (31/8/2014) dini hari.
Bersama status itu, Butet juga menyertakan pesan balasan dari Kapolda DIY terhadap SMS-nya.
"Jawaban KAPOLDA DIY: Ass. Sugeng ndalu mas, matur nuwun sarannnya. Saya memahami berbagai reaksi yg beragam ttg permasalahan ini," tulis Butet menirukan SMS balasan dari Kapolda DIY.
Dalam beberapa hari terakhir, nama Florence jadi perbincangan hangat di dunia maya setelah menulis kata-kata hinaan yang diarahkan kepada warga kota Yogyakarta. "Yogya miskin, tolol, dan tak berbudaya" demikian tulisnya lewat akun media sosial Path.
Perempuan yang diketahui tengah menempuh pendidikan S-2 di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta itu pun langsung jadi bulan-bulanan di berbagai situs media sosial. Banyak yang mengecam aksinya, tak sedikit pula yang memintanya pergi dari Yogyakarta.
Florence sudah meminta maaf atas kelakuannya tersebut di media massa. Namun, sepertinya permintaan maaf saja dinilai tak cukup. Sekitar 15 organisasi kemasyarakatan yang mengaku mewakili warga Kota Yogyakarta melaporkan dirinya ke kepolisian. Florence sempat dipanggil, lalu ditahan karena menolak meminta menandatangani Berita Acara Pemeriksaan di kantor polisi.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak