Suara.com - Rencana pemerintahan Joko Widdo – Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendatang yang akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Migas untuk memberantas mafia migas dinilai tidak efektif.
Cara itu dinilai Peneliti Indonesia For Global Justice, Salamudin Daeng hanya akan mengganti mafia lama dengan mafia baru.
"Masyarakat yakin yang penting langkahnya ada sistem. Kalau Jokowi hanya membentuk Satgas, hal tersebut tidak lepas dari mafia lama dan bisa saja memunculkan mafia baru. Pendekatan itu saya tidak percaya bisa memberantas," ungkapnya dalam diskusi di Restoran Dapur Selera, Tebet, Jakarta, Minggu (14/9/2014).
Menurut Salamudin, salah satu cara memberantas mafia migas adalah dengan pendekatan sistemik, yaiu sistem pengelolaan migas harus dikembalikan ke konstitusi Indonesia yaitu UUD 1945 atas dasar kekayaan alam harus dimanfaatkan untuk kemakmuran bangsa.
"Kalau satgas hanya mengganti mafia atau menggeser mafia lama dengan mafia baru, tentunya harus ada sistem negara yang mempunyai kekuasaan penuh, karena satgas hanya menambah birokrasi dalam migas," jelasnya.
Dirinya menilai, pergerakan mafia saat ini dinilai berbeda dengan mafia zaman Presiden Soeharto memimpin di era orde baru yaitu mafia masih dikendalikan negara. Namun, pada kenyataannya sekarang justru mafia yang mengendalikan pemerintahan.
"Menyelesaikan ini tidak mungkin orang per orang, harus pendekatan sistemik, sebuah sistem yang benar mengatasinya. Misalnya jadikan BUMN tulang punggung negara yang powerfull dalam mengelola migas," pungkasnya
Berita Terkait
-
IMC Ingatkan Jokowi Jangan Akrab dengan Mafia Migas
-
Pengamat: Menteri Jokowi-JK Tidak Bergaya Hidup Mewah
-
Anggaran Rapat Rp18 Triliun, Jokowi: Masa Rapat Segitu, Itu Rapat Apa?
-
Pengamat: Jokowi Merekrut Calon Menteri Seperti Kontes Akademia
-
Rencana Merger Kementerian di Kabinet Jokowi-JK Dinilai Efektif
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?