Suara.com - Banyak perempuan dari negara-negara Barat yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merasa terpanggil untuk ikut perang suci atau paling tidak memainkan peran aktif dalam menegakkan negara Islam yang murni. Namun, kenyataannya bisa jadi sebaliknya.
Peneliti dari Pusat Studi Terorisme dan Keamanan di University of Massachusetts Lowell, Mia Bloom, mengatakan, para jihadis lelaki menganggap rekan jihadis perempuan tak lebih dari sekedar pasangan untuk berkembang biak. Hipotesis itu muncul setelah pihaknya memantau aktivitas anggota kelompok radikal itu di media sosial dan dokumen tertulis lainnya.
"ISIS merekrut para perempuan ini dengan tujuan menjadikan mereka pabrik bayi. Mereka sudah mendirikan negara Islam dan kini mereka perlu menambah populasi negara mereka," kata Bloom.
Puluhan perempuan Muslim Eropa, sebagian besar dari Inggris dan Prancis, sudah bergabung dengan ISIS di Timur Tengah. Tak hanya dari Eropa, namun juga Amerika Serikat (AS). Salah satunya adalah remaja asal Denver, AS, yang direkrut ISIS lewat media online.
Beberapa perempuan asing ditempatkan di pos-pos pemeriksaan di Suriah bagian utara. Mereka bertugas menggeledah perempuan lain untuk mencari senjata serta memaksa perempuan setempat untuk mematuhi aturan ketat dalam hal berpakaian.
"Namun dari foto-foto yang beredar di media sosial, para jihadis perempuan yang tinggal di Suriah menunjukkan bahwa mereka membuat kue," ungkap Bloom.
Satu-satunya kekhawatiran dari badan penegak hukum di AS adalah bahwa para militan ISIS asal AS suatu saat akan kembali dan melakukan serangan di negara tersebut.
"Ketakutan yang jelas ada adalah para militan kembali dan melakukan aksi terorisme di sini," kata agen Biro Penyidik Federal AS (FBI) Greg Boosalis seperti dikutip Reuters.
Hingga saat ini, FBI masih bekerja sama dengan komunitas di AS yang menjadi target perekrutan anggota oleh ISIS. Salah satunya adalah komunitas warga AS keturunan Somalia yang tinggal di kawasan Minnesota. Sudah ada beberapa perempuan muda dari komunitas tersebut yang tergoda bujukan ISIS untuk bertarung bersama mereka di Timur Tengah. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf