Suara.com - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) berbeda pendapat dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani soal Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan. Puan mengatakan, Ketum PDI Perjuangan harus yang memiliki 'trah' Soekarno.
"Menurut saya (yang penting) ideologinya," tegas Jokowi, di Balai Kota, Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Kata Jokowi, banyak kader PDI Perjuangan yang memiliki ideologi Soekarno dan cocok menjadi Ketum. Di antaranya, Puan sendiri dan kakak Puan, Prananda Prabowo.
"Banyak, semuanya, Mbak Puan, Mas Prananda dan semua kader PDI Perjuangan," kata Jokowi.
Untuk periode selanjutnya, Jokowi memang meminta Megawati Soekarnoputri menjadi Ketum PDI Perjuangan. Jokowi beralasan karena Megawati memahami ideologi Soekarno secara utuh.
"Megawati punya seratus persen ideologi Soekarno," tutupnya.?
Untuk diketahui, PDI Perjuangan mengaku masih membutuhkan sosok Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum. Sudah 10 tahun terakhir PDIP berada di luar kabinet, kini mereka memulai proses transisi mendukung pemerintahan.
"Ya tentu saja masih dibutuhkan Ibu Mega untuk mengawal proses transisi ini," kata Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Puan menambahkan PDIP pun masih membutuhkan trah atau keturunan Soekarno untuk melanjutkan kepemimpinan partai banteng tersebut. Memang hal ini tak ada di AD/ART partai, tetapi menjadi keingginan kader di akar rumput.
"Itu etik dalam berpolitik saja secara internal menjadi perekat yang ada di wilayah-wilayah basis grass root. Jadi kalau datang ke rumah-rumah gras root masih ada di rumah-rumah mereka foto Bung Karno bahkan walaupun fotonya sudah berwarna kuning tetep aja mereka nggak mau mencopot atau menganti foto Bung Karno dengan foto yang lain," kata Puan.
Dia pun meyakini hanya trah Soekarno yang bisa melanjutkan kepemimpinan di PDIP.
"Ya ini bukan hanya sebagai pertimbangan strategi politik. Ini memang kami perlukan dalam menjalankan 'trah' Bung Karno sesuai dengan koridornya dan yang bisa mengawal itu memang hanya 'trah' Soekarno," katanya.
Berita Terkait
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Hobi Ikan Hias Naik Level, Kini Punya Panggung Kompetisi Nasional
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti