Suara.com - Foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dipastikan tidak akan terpajang di Ruang Rapat Paripurna di DPR. Hal itu karena memang sudah dalam aturan yang dibuat anggota dewan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menerangkan, memang pernah ada foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono di Ruang Paripurna. Namun, foto itu diturunkan dari tempatnya atas kesepakatan bersama.
Hal itu ditujukan supaya foto tersebut tidak dijadikan dalih adanya intervensi dari eksekutif kepada lembaga legislatif ini.
DPR memang bertugas sebagai pengawas dari tugas eksekutif, sehingga harus jauh dari intimidasi apapun supaya bisa bekerja dengan objektif, termasuk foto presiden.
"Di sini pernah ada gambar presiden tapi diminta diturunkan. Karena khawatir intervensi dari eksekutif," kata Fahri dalam Rapat Paripurna penetapan anggota Komisi DPR, di DPR, Jakarta, Selasa (21/10/2014).
Pantauan di lokasi, tidak ada foto presiden dalam Ruang Rapat Paripurna II. Biasanya, foto presiden dan wakil presiden diletakan di dekat lambang Burung Garuda Pancasila. Namun, di tempat tersebut, hanya ada noda hitam bekas tempat foto presiden dipasang.
Mengacu UU nomor 24/2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, pasal 51 juncto pasal 53, menyatakan Lambang Negara (Garuda Pancasila) wajib dipasang di Gedung dan/atau Kantor Lembaga Negara. Sementara, gambar atau foto presiden dan/atau wakil presiden tidak wajib dipasang.
Pasal 55 ayat 1 huruf b menyatakan, "dalam hal lambang negara ditempatkan bersama dengan Bendera Negara, Gambar Presiden dan/atau Wakil Presiden, penggunaannya diatur dengan ketentuan: gambar resmi Presiden dan/atau gambar Wakil Presiden ditempatkan sejajar dan dipasang lebih rendah daripada Lambang Negara". [Bagus Santosa]
Berita Terkait
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Hobi Ikan Hias Naik Level, Kini Punya Panggung Kompetisi Nasional
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti