Menteri Pertahanan Israel dikabarkan akan membuat kebijakan baru untuk melarang warga Palestina bepergian dalam satu bus bersama warga Israel. Alasannya, apalagi jika bukan soal keamanan.
Lansiran Times of Israel, Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon hanya memperbolehkan warga Palestina yang bekerja di kota-kota Israel kembali ke Tepi Barat melalui gerbang pemeriksaan Eyal. Gerbang tersebut terletak jauh dari permukiman warga Yahudi.
Kebijakan baru tersebut nantinya akan mencegah warga Palestina untuk menaiki bus dengan warga Israel yang bermukim di wilayah pendudukan Israel. Kelompok hak asasi manusia B'Tselem menyebut kebijakan tersebut sebagai cara yang nyata untuk melakukan pemisahan ras di alat transportasi, dalam hal ini adalah bus.
Sebuah sumber di pemerintahan Israel kepada Jerusalem Post mengatakan, keputusan tersebut semata-mata untuk pertimbangan keamanan. Kebijakan tersebut, menurut si sumber, tidak akan mencegah warga Palestina bekerja mencari nafkah.
"Tidak ada seorangpun yang mencegah warga Palestina untuk bekerja di wilayah Israel dan bepergian kemanapun mereka mau," kata sumber tersebut.
Sementara itu, partai sayap kiri Israel Meretz mengatakan arahan baru tersebut akan bertentangan dengan kebijakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang memperbolehkan warga Palestina dan Israel untuk bepergian dalam satu bus selama tiga tahun. Sampai saat ini, seluruh pekerja Palestina diharuskan masuk Israel lewat Eyal, namun diperkenankan pulang ke Tepi Barat lewat manapun. Belum ada kepastian tanggal kapan kebijakan baru tersebut akan diberlakukan. (Independent)
Tag
Berita Terkait
-
Seruan Keras Nabilah Eks JKT48 Usai Lihat Pengungsi Palestina: Ini Genosida!
-
Cahaya Dukungan Palestina Menyala di Konser Maher Zain Jakarta
-
Unai Emery Puas Aston Villa Hancurkan Klub Israel Maccabi Tel Aviv
-
Pidato di Peringatan KAA ke-70, Megawati: Kemerdekaan Palestina Harus Penuh, Tanpa Tawar-Menawar!
-
Thom Yorke Vokalis Radiohead Kapok Manggung di Israel: Ngeri, Gak Mau Lagi
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Komnas HAM: Gelar Pahlawan Soeharto Cederai Sejarah Pelanggaran HAM Berat dan Semangat Reformasi
-
Ikut Terluka hingga Tulis Pesan 'DIE', Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Sengaja Ledakkan Kepala Sendiri?
-
Tak Hanya Warga Lokal: Terbongkar, 'Gunung' Sampah di Bawah Tol Wiyoto Berasal dari Wilayah Lain
-
5 Fakta Ngeri Istri Pegawai Pajak Diculik-Dibunuh: Pelaku Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank
-
Darurat Informasi Cuaca: DPR Nilai BMKG Telat, Minta 'Jurus Baru' Lewat Sekolah Lapang
-
'Tak Punya Tempat Curhat', Polisi Beberkan Latar Belakang Psikologis Pelaku Bom SMA 72 Jakarta
-
Roy Suryo Bantah Edit Ijazah Jokowi: Yang Seharusnya Tersangka Itu Orangnya
-
Wakil Ketua DPD RI: Capaian 50% Penerima Manfaat MBG Harus Menstimulasi Kemandirian Pangan Daerah
-
Bukan Cuma Kapal, Ini Daftar Armada Basarnas yang 'Terparkir' Akibat Anggaran Dipangkas Rp409 M
-
Detik-detik Mencekam Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Terungkap, Pelaku Terlihat Tenang Saat Eksekusi