Suara.com - Pihak Polres Metro Jakarta Selatan masih menunggu hasil tim Inafis terkait sidik jari dari selongsong peluru yang digunakan bunuh diri oleh Rubby Suhardhy (RS), seorang direktur perusahaan Indah Lonindo. Seperti diberitakan, RS diketahui bunuh diri di Hotel Grand Mahakam, Jalan Mahakam 1 Nomor 6, Blok M, Jakarta Selatan, pada Selasa (4/11/2014) lalu.
"Sudah dikirim dari lab forensik Mabes Polri," ungkap Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Wahyu Hadiningrat, di Polda Metro Jaya, Kamis (6/11).
Wahyu menambahkan, senjata yang dipakai untuk bunuh diri tersebut merupakan senjata asli, dalam arti bukan senjata rakitan. Namun menurutnya, senjata api tersebut tidak memiliki surat izin dan termasuk senjata ilegal.
"Itu bukan senjata yang biasa dipakai anggota (Polri), tapi yang biasa dipakai Perbankin latihan menembak," paparnya.
Wahyu menuturkan, pihaknya sejauh ini masih menyelidiki motif dari aksi bunuh diri tersebut. "Masih menunggu, ini murni bunuh diri atau (ada) motif lain," tandasnya.
Sebelumnya, RS, seorang direktur di perusahaan Indah Lonindo, diduga melakukan aksi bunuh diri dengan menggunakan senjata api, di Hotel Grand Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (4/11) lalu.
"Diduga korban bunuh diri pakai pistol. Kejadiannya sekitar pukul 18.00 WIB," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Heru Pranoto, saat dihubungi wartawan, Rabu (5/11).
Disebutkan, RS ditemukan meregang nyawa di kamar nomor 339. Belakangan, dia diketahui merupakan tamu reguler yang sering menyewa kamar di hotel elite tersebut.
"Dia tamu tetap di hotel ini. Dalam sebulan bisa satu sampai lima kali menginap di sini," ungkap seorang sumber yang enggan disebutkan namanya. [Nur Ichsan]
Berita Terkait
-
Benarkan Alex Tewas di Tahanan, Kapolres Jaksel: Lebih Jelasnya Nanti Malam
-
Maling Motor Bersenjata Mainan di Taman Sari Bonyok Parah, Ternyata RK Residivis Kakap
-
Terkuak! Detik-detik Mengerikan Sebelum Pemuda Nekat Gantung Diri di Flyover Pasupati Bandung
-
Ngeri! Diancam Pakai Pistol, Suami Satroni Istri ke Kantornya di Kelapa Gading Jakut
-
Pesan Terakhir Pria di Lubuklinggau Sebelum Tenggak Racun: Aku Lelah, Terlilit Utang Judol
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar