Suara.com - Sebagian komunitas sepeda motor di Jakarta menolak rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membatasi peredaran sepeda motor di jalan protokol. Seperti diketahui, uji coba pembatasan sepeda motor rencananya mulai dilaksanakan Desember 2014 di Jalan Medan Merdeka Barat sampai Jalan MH. Thamrin dengan tujuan untuk mengurai kemacetan lalu lintas.
"Kalau dilihat dari sudut pandang komunitas motor mungkin agak kurang menguntungkan ya, karena kita hobi naik motor, kemana-mana juga naik motor, eh tiba-tiba ada aturan pemerintah yang ngelarang kita masuk ke jalur-jalur protokol apa lagi itu jalur-jalur gede. Kami sangat tidak setuju," kata anggota Komunitas Paja Genep Songo Community, Abdul Azis, kepada suara.com, Kamis (13/11/2014).
Menurut Abdul aturan pelarangan bagi sepeda motor tidak punya dasar yang kuat. Itu sebabnya, ia meminta pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mempertimbangkannya kembali.
"Kebijakan Ahok di Jakarta dalam peraturan berlalulintas seharusnya dilihat dulu aspeknya, apa sih yang menyebabkan macet di Jakarta," ujar dia.
Menurut dia faktor penyumbang terbesar kemacetan di Jakarta, terutama jalan protokol, adalah perilaku sopir angkutan umum yang tidak mau mematuhi aturan lalu lintas. Selain itu juga karena polisi tidak tegas menindak mereka.
Abdul mengatakan pemerintah Jakarta harus mempertimbangkan juga bahwa nanti akan banyak pekerja yang terlambat datang ke kantor, mengingat fasilitas angkutan umum, seperti Transjakarta, tidak memadai dan tidak tepat waktu.
Senada Abdul, Syaran Budiman dari Komunitas Thunder Owners Group Jakarta juga menolak. Menurut dia, kebijakan tersebut hanya akan menyulitkan pengendara sepeda motor.
"Kalo menurut gue sih agak menyusahkan pemotor yang mau lewat situ. Ya paling kalau banyak yang mati harus lebih diketatin lagi lewat situ," kata Syaran Budiman yang biasa disapa Arab.
Ia lebih setuju kalau petugas lebih serius dulu menindak para pelanggar lalu lintas.
"(Harusnya) ada petugas yang jaga atau dibuat kamera sistem tilang kalo ngelanggar kecepatan berlebih."
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik