Suara.com - Juru bicara Poros Muda Golkar Indonesia Timur Victor Abraham Abaidata mengatakan tokoh senior dan netral, seperti BJ Habibie, bisa menjadi sosok yang tepat untuk menengahi kisruh Golkar.
"Dibutuhkan tokoh senior Golkar yang netral untuk menengahi seperti BJ Habibie, Siswono Yudhohusodo, Cosmas Batubara dan Prof Suhardiman yang notabene pelaku sejarah sekaligus pendiri Golkar," kata Victor di Jakarta, Selasa (16/12/2014).
Dia mengatakan sebaiknya tokoh, seperti Akbar Tandjung dan lain-lain yang ada di kubu Munas Bali tidak ikut menengahi perselisihan partai karena dipandang pro Aburizal Bakrie.
Terkait putusan Menkumham yang mengembalikan persoalan partai beringin ke dalam mekanisme penyelesaian internal, dia menilai sebagai langkah bijak, namun di sisi lain justru menyisakan agenda yang merepotkan pemerintah dan merugikan Golkar.
Dia memandang, ada dua opsi yang dapat dilakukan untuk segera menyelesaikan dualisme di tubuh Golkar, yakni pertama melalui pendekatan musyawarah dan mufakat, dan kedua dengan munas kembali pada Januari 2015 yang dikhususkan memilih ketua umum dengan prinsip demokratis, akomodatif, transparan dan penuh kekeluargaan seperti pada Munas Partai Golkar di Jakarta.
"Munas tersebut akan menghasilkan rekomendasi yang bersifat strategis dan taktis," ujar dia.
Selaku kader muda, Victor menyerukan agar Golkar kembali ke jalan yang benar sesuai kodrat yakni partai yang prorakyat dan propemerintah.
Dia meminta para senior menyudahi birahi politik yang hanya menyesatkan Partai Golkar dan seluruh kader bersatu menyelamatkan Partai Golkar. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!