Suara.com - Empat menteri Pemerintahan Jokowi-JK menjadi terkenal selama dua bulan belakangan sejak pemerintah ini berjalan. Sementara sisanya, tidak terlalu dikenal dan tidak terdengar sepakterjangnya.
Demikian disampaikan CEO Cyrus Network Hasan Nasbi dalam konferensi persnya di kawasan Senopati, Jakarta, Minggu (21/12/2014).
"Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi menteri yang paling tinggi mendapatkan perhatian dari masyarakat. Sebanyak 35 persen responden memberikan penilaian sebagai menteri yang paling menjanjikan dari sisi kinerja, dan 6 persen lainnya meragukan kinerjanya," kata Hasan.
Kemudian, sambung Hasan, Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mendapatkan 22 persen kepercayaan dari masyarakat. Namun, 12 persen lainnya beranggapan Puan tidak memiliki kinerja menjanjikan.
Hasan menambahkan, dua menteri lainnya adalah Menteri Sosial Khofifah Indarparawansa yang mendapatkan kepercayaan masyarakat dapat memberikan harapan sebesar 15 persen, sementara 1,5 persen tidak.
Serta, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan yang mendapatkan 11,2 persen responden yang memberikan harapan pada kinerjanya, sedangkan 1,2 persen tidak punya harapan untuk Anies.
"Keduanya mendapatkan apresiasi positif dari responden," tegasnya.
Secara umum, Hasan menerangkan, masyarakat menilai kabinet Jokowi-JK sebagai kabinet yang biasa saja. Sebab, yang menilai kabinet ini adalah kabient kerja dan kompeten kurang dari 50 persen. Sementara 8,5 persen menganggap kabinet kali ini adalah kabinet dengan susunan yang buruk.
"Lebih dari 40 responden cenderung netral," kata Hasan.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan selama periode 1-7 November 2014 ini menggunakan 1.200 responden survei yang tersebar secara proporsional pada 122 desa/kelurahan terpilih di 33 provinsi. Dengan, tingkat kepercayaan survei ini adalah 95 persen dengan margin of error sebesar ±3,1 persen.
Berita Terkait
-
Keraguan Publik Atas Keaslian Ijazah Jokowi Kian Membara Meski Bareskrim Menyatakan Asli
-
Said Didu Bongkar Sinyal Keras Jokowi ke Prabowo: Ancaman 'Paket Maut' dan Kunci Tiket 2 Periode
-
Analisa Panas Ade Armando: PDIP, Anies dan Demokrat Otaki Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dendam Politik?
-
Wakil Rakyat Tapi Tidak Merakyat? Ini 8 Item Fashion Mewah Pejabat Indonesia yang Jadi Sorotan
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
Terkini
-
Dari Stunting ke Ekonomi: Program MBG Disiapkan Jadi Penggerak 3T
-
Karma Instan! Usai Sesumbar Rampok Uang Negara, Wahyudin Moridu Kini Banting Setir Jualan Es Batu
-
Keraguan Publik Atas Keaslian Ijazah Jokowi Kian Membara Meski Bareskrim Menyatakan Asli
-
Imbas Ortu Meleng, Anak di Depok Nyangkut di Mesin Cuci, Begini Nasibnya!
-
Skandal Proyek Satelit Kemenhan, Kejagung Buru CEO Asal Hungaria Gabor Kuti
-
Puan 'Bangga' Presiden Indonesia Comeback Pidato di PBB Usai Satu Dekade Absen: Ini yang Ditunggu
-
Pemerintah Siapkan 20.000 Program Kerja Magang Akhir 2025, Bagaimana Cara Daftarnya?
-
Strategi Hilirisasi Pertanian Jadi Bahasan Mendagri untuk Atasi Middle Income Trap
-
KPK Dukung Prabowo Rombak Komite TPPU: Penting untuk Pemulihan Aset Negara
-
'Jual' Anak 6 Tahun yang Dicabuli Eks Kapolres Ngada, Mahasiswi Fani Dituntut 12 Tahun Penjara