Suara.com - Ketua tim investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Mardjono Siswosuwarno mengungkapkan, rekaman dari data penerbangam (FDR) telah memperlihatkan gambar yang jelas tentang kejadian yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh ke Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Menurut Mardjono, pesawat itu terbang dalam ketinggian yang stabil sebelum jatuh ke laut. Namun, Mardjono dan penyidik dari KNKT lainnya tidak menyebutkan apa yang membuat pesawat itu jatuh.
Laporan awal yang dibuat KNKT terkait jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 hanya mengumpulkan data dan juga fakta terkait kasus tersebut. Laporan ini akan dipelajari selama tahapan analisis untuk menentukan penyebab musibah tersebut.
Sementara itu, tim penyelidik senior di KNKT, Ertata Lananggalih mengungkapkan, badai menyelimuti awan di ketinggian 44 ribu kaki. Pilot AirAsia meminta untuk menaikkan ketinggian menjadi 38 ribu kaki. Permintaan itu ditolak dan hanya diizinkan untuk naik ke ketinggian 34 ribu kaki.
“Pada ketinggian 32 ribu kaki, pesawat mengalami miring ke kiri sebelum naik ke ketingian 37.400 kaki dalam waktu 30 detik. Diperlukan waktu 30 detik lagi untuk kembali ke ketinggian 32 ribu kaki dan secara perlahan pesawat mulai jatuh secara perlahan. Hanya dalam waktu tiga menit, pesawat jatuh ke laut,” kata Ertata.
Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh ke laut pada 28 Desember lalu tidak lama setelah lepas landas dari bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur. Pesawat yang mengangkut 162 penumpang itu diduga jatuh karena cuaca buruk. (Straitstimes)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
Terkini
-
Hampir Sebulan Pasca Banjir Bandang, Aceh Tamiang Masih Berkubang Lumpur dan Menahan Lapar
-
Sikap PKB Usai Kiai Ma'ruf Amin Pilih Jalan Uzlah
-
Dari Masa ke Masa UMP DKI Jakarta Dalam 9 Tahun Terakhir
-
Rencana Nominal Kenaikan Jadup Korban Bencana Masih Tunggu Arahan Presiden
-
Punya Kafe di Bandung hingga Korsel Tapi Tak Masuk LHKPN, Ridwan Kamil Bakal Diperiksa KPK Lagi
-
Jampidsus Tegaskan Ada Keterlibatan Riza Chalid Dalam Dugaan Kasus Korupsi Petral
-
Buntut Kasus Perundungan Disabilitas, Anggota Komisi X Desak Bahasa Isyarat Masuk Kurikulum Nasional
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Ketuk Hati Kepala Daerah, Mendagri Tito: Bantu Saudara Kita di Sumatera yang Kena Bencana
-
Buntut OTT KPK di Berbagai Daerah, Jaksa Agung Minta Jaksa Jangan Melanggar Hukum!