Suara.com - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis hasil sementara penyelidikan black box atau kotak hitam pesawat Air Asia QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura yang hilang sejak Minggu, 28 Desember 2014 lalu.
Kepala Investigasi Air Asia KNKT Mardjono Siswosuwarno mengatakan, laporan yang disampaikan sementara ke publik bukanlah hasil akhir penyelidikan KNKT. Sebaliknya, itu hanya berisi info faktual tentang kejadian jatuhnya pesawat AirAsia yang tengah diselidiki.
"Belum lengkap tapi semacam updating. Laporan awal ini juga akan memberikan semacam pandangan tentang arah penyelidikan selanjutnya," ujar Mardjono di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Mardjono mengatakan, ada 18 poin faktual informasi yang telah diperoleh KNKT setelah mempelajari isi dari black box pesawat. Nantinya, informasi itu akan lebih akurat apabila pihaknya telah melakukan rilis keseluruhan.
"Informasi tambahan kemungkinan akan ada, dan informasi hari ini ada 18 poin, faktual informasinya yang dikumpulkan," kata dia.
Mardjono melanjutkan, isi dari 18 poin faktual itu antara lain kelayakan pesawat sebelum terbang. Berdasarakan hasil penyelidikan KNKT, dapat dikatakan bahwa pesawat dalam kondisi baik dan layak untuk terbang, serta dapat dioperasikan dalam batas berat yang seimbang.
Ia juga mengungungkapkan, kondisi terakhir pesawat sebelum jatuh ke permukan laut berada di ketinggian 32 ribu kaki atau 9,7 kilometer. Terkait penyidikan, Mardjono menegaskan pihaknya bukan ingin menyalahkan pihak AirAsia maupun pilot, melainkan untuk keselamatan transpotasi penerbangan.
"Jadi, bukan menyalahkan atau untuk penuntutan ganti rugi," tutup Mardjono.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Tranportsi (KNKT) Marsekal Muda (Purn) Tatang Kurniadi menegaskan, pihaknya akan mempercepat penyelesaian pemeriksaan black box pesawat AirAsia QZ8501.
"Kami memiliki aturan 12 bulan, namun kita akan percepat untuk final report, kita akan percepat tujuh sampai delapan bulan setelah kejadian itu (Minggu, 28 Desember 2014)," ujar Tatang di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Dia menerangkan, percepatan penyelesaian pemeriksaan tetap dilakukan kendati Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) menargetkan laporan akhir harus selesai dalam waktu 12 bulan.
Tag
Berita Terkait
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
KNKT Ungkap Dua Penghambat Pemberantasan Truk ODOL di Indonesia Sulit Dilakukan
-
KNKT Ungkap Biang Kerok Truk Sound Horeg Kebal Aturan dan Sulit Diberantas
-
Terungkap Biang Kerok Kecelakaan Truk, Hino dan Pertamina Ambil Langkah Ini
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Buntut OTT KPK di Berbagai Daerah, Jaksa Agung Minta Jaksa Jangan Melanggar Hukum!
-
Tak Terendus Kamera dan Influencer, Prabowo Bongkar Perlawanan 'Gila' Preman di Hutan
-
Prabowo Wanti-wanti Satgas PKH: Jangan Mau Dilobi Sana-sini
-
Jaksa Agung: Uang Rp6,6 Triliun dari Denda Tambang-Sawit hingga Eksekusi Korupsi CPO
-
7 Pertemuan Krusial Dasco - Prabowo yang Selesaikan Masalah Bangsa di 2025
-
BNI Turut Dampingi Anak-Anak Korban Banjir di Aceh Tenggara Lewat Trauma Healing
-
BNI Siap Salurkan 17.356 KPR FLPP pada 2026, Mantapkan Peran di Program Perumahan
-
Gus Yahya Buka Suara Soal Polemik Tambang dan Gejolak Internal PBNU: Kami Tidak Pernah Minta
-
Bukan Alam, Jaksa Agung Sebut Bencana Sumatra Akibat Alih Fungsi Hutan
-
Selain UMP Naik, Pramono Anung Siapkan Subsidi Pangan dan Transportasi Buat Buruh