Suara.com - Ketua Tim Investigasi pesawat AirAsia Mardjono Siswosuwarno menyampaikan 18 laporan faktual terkait kecelakaan AirAsia QZ8501. Laporan ini sebagai tahap awal penyelidikan.
"Belum lengkap tapi semacam updating. Laporan awal ini juga akan memberikan semacam pandangan tentang arah penyelidikan selanjutnya," ujar Mardjono di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
Ke-18 laporan yang telah yang telah diperoleh KNKT setelah mempelajari isi dari kotak hitam. Nantinya informasi itu akan lebih akurat apabila pihaknya telah melakukan release keseluruhan.
"Informasi tamabahan kemungkinan akan ada, dan informasi hari ada 18 poin, faktual informasinya yang dikumpulkan," tambah dia.
Untuk diketahui KNKT mengaku akan mempercepat penyelidikan isi dari kotak hitam persawat AirAsia. Hal itu diungkapkan Ketua KNKT, Tatang Kurnia.
"Kami memiliki aturan 12 bulan, namun kita akan percepat untuk final report kita akan percepat 7 sampai 8 bulan setelah kejadian itu," ujar Tatang.
Jika KNKT terbukti menyelesaikan dalam waktu delapan bulan, maka lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan oleh aturan International Civil Aviation Organization (ICAO) menargetkan final laporan tersebut adalah 12 bulan.
Berikut 18 laporan awal AirAsia QZ 8501:
1. Pesawat dalam kondisi layak terbang dan dioperasikan dalam batas-batas berat dan keseimbangan.
2. Semua awak pesawat mempunyai lisensi yang masih berlaku dan punya medical sertificate yang masih berlaku.
3. Second in command atau co pilot, dialah yang menerbangkan pesawat itu. Sedangkan kapten yang sebelah kiri dia sebagai pilot monitoring.
4. Pesawat tersebut menjelajah di ketinggian 32 ribu kaki. Pada Pukul 23.11 GMT terjadi kontak awal dengan ATC Jakarta. Pilot menginformasikan pesawat sedang berbelok ke kiri dari jalur M-635.
5. Terdeteksi radar Jakarta pada saat belok pukul 23.12 GMT pilot minta kemungkinan fligt level lebih tinggi ke 38 ribu kaki.
6. Pada saat membelok pada jam 23.12 GMT pilot meminta menaikan ketinggian. ATC Jakarta mengatakan standby. Tunggu dulu.
7. Pada jam 23.16 GMT, ATC mengizinkan naik ke 34 ribu kaki.
8. Pada saat kejadian tersedia informasi satelit cuaca yang menunjukan ada formasi awan Cb dengan puncak awan mencapai 44 ribu kaki.
9. Posisi terakhir pesawat ditunjukan layar ATC Jakarta ada pada kordiant LS 3° 34 48 BT 109° 41 50,47. Ketinggian pada 24 ribu kaki. Posisi telah bergeser belok kiri.
10. Pada 30 Desember dari Basarnas menemukan jasad dan beberapa bagian pesawat yang terapung.
11. Pada 9 Januari bagain cukup besar yakni ekor ditemukan.
12. Pada tanggal 12 Januari 2015 FDR atau bagian black box di temukan. FDR tersebut di bawa ke Jakarta dan esok harinya sudah berhasil didownload merekam 1200 parameter dan 147 jam rekaman suara.
13. Pada tanggal 13 Januari CVR ditemukan kordiat LS: 3° 37 18,1 BT: 109° 4 42 42,2. CVR ini merekam dua jam terakhir penerbangan AirAsia. Kondisi rekaman bagus.
14 Recorder itu dibaca dan didownload di fasilitas laboratorium milik KNKT. Tahapan persiapan, pelaksanaan hingga download dilakukan dalam kurun waktu 11 jam.
15 Data CVR dan FDR menunjukan sebelum kejadian pesawat tersebut menjelajah dengan stabil di ketinggian 32 ribu kaki.
16. Data rekaman FDR dan CVR berakhir di jam 23.20 UTC (Universal Time Coordinate).
17. Hingga 27 Januari, 70 jenazah ditemukan.
18. Evakuasi dan pencarian diteruskan dan akan diupdate perihal data-data dan akan dicantumkan dalam laporan akhir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu