Suara.com - Nelayan di Desa Sumare, Kecamatan Simboro, Kepulauan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), mengaku merugi akibat peristiwa ditemukannya korban pesawat AirAsia di perairan Majene.
"Kami merugi dalam jumlah yang tidak sedikit, karena ditemukannya korban jenazah AirAsia di sekitar perairan Majene, Provinsi Sulbar," kata Syarif, salah seorang nelayan di Desa Sumare, Kabupaten Mamuju, Senin (2/2/2015).
Syarif mengatakan, pada hari biasanya, setiap nelayan mampu menjual ikannya kepada para pengecer ikan yang memasarkan ikan ke seluruh wilayah Kota Mamuju, hingga meraih keuntungan Rp500.000 per hari.
"Dalam sehari kami biasanya untung Rp500.000, karena para pengecer ikan membeli ikan nelayan. Namun kini pengecer berhenti menjual ikan, karena takut dagangannya tidak laku," katanya.
Menurut Syarif pula, pengecer ikan bersepeda motor yang disebut warga setempat dengan Pa' Gandeng, biasanya datang dengan jumlah sekitar 300 orang per hari. Namun kini mereka tidak datang lagi membeli ikan nelayan Desa Sumare yang jumlahnya mencapai ribuan ton.
"Bisa dibayangkan kerugian nelayan di Desa Sumare, mencapai ratusan juta rupiah, karena peristiwa ditemukannya jenazah AirAsia di perairan Majene," katanya.
Syarif mengatakan, masyarakat kini enggan mengonsumsi ikan air laut, karena takut ikan telah memakan bagian tubuh jenazah korban AirAsia.
"Masyarakat mengonsumsi ikan bandeng atau ikan air payau, selain telur dan mie instan, di Mamuju. Makanya nelayan tangkap yang selama ini menangkap ikan di perairan Sulawesi jadi merugi, karena masyarakat di Kota Mamuju enggan mengonsumsi ikan laut," katanya, sembari berharap pemerintah memperhatikan nelayan yang merugi akibat kejadian ini. [Antara]
Tag
Berita Terkait
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
Promo AirAsia Diskon Hingga 33 Persen untuk Semua Penerbangan!
-
Avanza Maut Renggut Nyawa Bayi 3 Bulan di Mamuju, Terlempar dari Gendongan Ibu, Sopir Kabur
-
Cuma Antar Paket, Kurir Wanita Ini Malah Dijebak Oknum Polisi, Dipecat Saja Cukup?
-
G-Dragon Konser di Jakarta! 5 Hotel Strategis Ini Bisa Dibooking Buat Bikin Nonton Makin Nyaman
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu