Suara.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menyatakan, Pemerintah Australia tengah frustrasi mencari solusi menghentikan upaya hukuman mati warga negaranya di Indonesia.
Politisi Golkar itu menduga, kalau Australia sengaja menggunakan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hukuman mati untuk para terpidana narkoba.
"Saya menilai, untuk seorang Sekjen PBB itu adalah upaya optimum untuk negara anggoatanya. Jadi kalau mau dikatakan intervensi itu adalah upaya dari Pemerintah Australia atas frusteasinya mereka untuk Pemerintah Indonesia menghentikan itul. Makanya mereka ambil langkah lebih tinggi termasuk pakai Sekjen PBB," kata Tantowi di DPR, Jakarta, Senin (16/2/2015).
Dia menambahkan, Indonesia tidak harus panik dengan permintaan ini. Malah menurutnya, Indonesia harus tetap melakukan hukuman mati itu supaya disegani sebagai negara yang tidak main-main terhadap bandar atau pengedar narkoba.
"Kalau kita batalkan (hukuman mati), konsekuensinya akan lain terhadap negara-negara lain, seperti Brasil, Vietnam, Belanda," tambah Tantowi.
Travel warning yang akan diterbitkan Australia kepada Jokowi, juga dinilai Tantowi tidak akan berhasil sepenuhnya. Sebab, tak semua warga Australia akan menyetujui kebijakan pemerintahannya itu.
"Ancaman itu belum tentu disetujui rakyatnya. Misalnya rakyatnya yang sudah demen ke Bali, tiba-tiba dilarang negaranya dalam rangka melindungi dua warga yang jelas-jelas melanggar hukum, belum tentu mereka setuju semua," kata dia.
Berita Terkait
-
Liburan Romantis Akhir Tahun, Margaret River Australia Barat Wajib Masuk List
-
12 Orang Tewas dalam Penembakan Massal Saat Perayaan Hanukkah di Australia
-
Perayaan Hanukkah Berdarah di Bondi Beach: 9 Tewas, Diduga Target Komunitas Yahudi?
-
Horor di Bondi Beach: Penembakan Brutal di Pantai Ikonik Australia, 9 Orang Tewas
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Buntut Kasus Perundungan Disabilitas, Anggota Komisi X Desak Bahasa Isyarat Masuk Kurikulum Nasional
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Ketuk Hati Kepala Daerah, Mendagri Tito: Bantu Saudara Kita di Sumatera yang Kena Bencana
-
Buntut OTT KPK di Berbagai Daerah, Jaksa Agung Minta Jaksa Jangan Melanggar Hukum!
-
Tak Terendus Kamera dan Influencer, Prabowo Bongkar Perlawanan 'Gila' Preman di Hutan
-
Prabowo Wanti-wanti Satgas PKH: Jangan Mau Dilobi Sana-sini
-
Jaksa Agung: Uang Rp6,6 Triliun dari Denda Tambang-Sawit hingga Eksekusi Korupsi CPO
-
7 Pertemuan Krusial Dasco - Prabowo yang Selesaikan Masalah Bangsa di 2025
-
BNI Turut Dampingi Anak-Anak Korban Banjir di Aceh Tenggara Lewat Trauma Healing
-
BNI Siap Salurkan 17.356 KPR FLPP pada 2026, Mantapkan Peran di Program Perumahan