Suara.com - Anggota tim sembilan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Buya Syafii Maarif menegaskan, pemerintah tidak perlu ragu untuk menerapkan hukuman mati terhadap warga negara asing yang tersangkut kasus narkoba.
Meskipun, Australia dan Brazil bersikap keras untuk kasus ini, menurut Buya hal itu tidak melunturkan niatan pemerintah untuk menegakan kedaulatan hukum. Sebab, kasus narkoba dalam pandangannya merupakan kasus yang berat karena bisa membunuh generasi yang ada.
"Kita berdaulat (hukum) atau tidak? Kalau berdaulat ya sudah (lakukan)," kata Buya usai menghadiri sebuah acara di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Menurutnya, setiap negara punya dasar hukum masing-masing, termasuk hukuman mati yang dilaksanakan di Indonesia. Hal itu pula, tambahnya, akan banyak prokontra lantaran perbedaan pandangan hukuman antar negara.
"Asal dasar hukumnya kuat, nggak apa-apa. Kan setiap negara punya dasar hukumnya sendiri. Orang kita dibunuh di luar juga ada," tegas Buya.
Untuk diketahui, Brasil menolak menerima surat kepercayaan Duta Besar (Dubes) Indonesia. Ditengarai penolakan ini karena salah satu warga negaranya dihukum mati di Indonesia.
Sementara, Australia juga terus mencari dukungan internasional supaya dua warga negaranya tidak dihukum mati di Indonesia. Bahkan, Perdana MenteriAustralia Tonny Abbott sempat menyinggung bantuan Australia saat bencana tsunami Aceh untuk membatalkan eksekusi mati ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Kapolri Update Ledakan SMAN 72: 29 Siswa Masih Dirawat, Total Korban 96 Orang
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?