Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan tak akan langsung melaporkan temuan dana "siluman" sebesar 12,1 triliun ke pihak Kepolisian maupun lembaga hukum seperti Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Lelaki yang biasa disapa Ahok itu mengaku tak mau terburu-buru karena para anggota dewan baru saja menggelar sidang paripurna terkait hak angket.
"Kita tenang saja (pasti akan kita laporkan DPRD). Kan dia baru paripurna, kasih nafas dulu dia," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/2/2016) malam.
Walaupun mengaku telah memiliki bukti dana siluman yang dilakukan oknum DPRD, Ahok masih belum memutuskan kapan bukti-bukti dan berkas itu dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
"Kan bukti nggak bisa ilang. Kita tes dulu, kan dia (DPRD) bilang saya panik, mereka panik nggak? Muka gue panik gak? Gue masih rapat seperti biasa," jelas Ahok.
Untuk diketahui, sembilan fraksi DPRD DKI Jakarta melalui sidang paripurna telah menyetujui hak angket atau hak untuk melakukan penyelidikan yang dimiliki oleh Dewan terhadap Ahok terkait perseteruan antara legislatif dan eksekutif mengenai APBD DKI 2015.
Berita Terkait
-
Janji Rano Karno Benahi Tanggul Pantai Mutiara yang Mulai Rembes
-
PKS Minta Raperda Perubahan Wilayah Jakarta Ditunda: KTP hingga Sertifikat Diubah Semua, Bikin Kacau
-
Tunda Kenaikan Tarif Parkir, DPRD Minta Pemprov DKI Benahi Kebocoran PAD Rp1,4 Triliun
-
Gerindra Tagih Pramono Anggaran Perbaikan SDN 01 Pulau Harapan: Jangan Cuma Janji!
-
Diprotes Dewan, Pramono Bantah Ada Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan di 2026
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Pakar Hukum UGM Ingatkan KPK Soal Kasus ASDP: Pastikan Murni Fraud, Bukan Keputusan Bisnis
-
Polisi Jadi 'Beking' Korporasi Perusak Lingkungan, Masyarakat Sipil Desak Reformasi Mendesak
-
Respons Gus Yahya Usai Beredar SE Pencopotan dari Ketum PBNU: Dokumen Ilegal Beredar Lewat WA!
-
Miliki Kualitas Data yang Baik, Pemprov Jateng Raih Penghargaan dari Kemendukbangga
-
PBNU Memanas! Waketum Amin Said: Islah Satu-satunya Jalan, Tak Ada Forum Bisa Copot Gus Yahya
-
Usut Kasus Bupati Ponorogo, KPK Geledah Kantor Swasta di Surabaya
-
Ditempeli Stiker 'Keluarga Miskin', Mensos Sebut Banyak Warga Mengundurkan Diri dari Penerima Bansos
-
Tak Cukup Dipublikasikan, Laporan Investigasi Butuh Engagement Agar Berdampak
-
Surat Edaran Terbit, Sebut Gus Yahya Bukan Lagi Ketua Umum PBNU Mulai 26 November 2025
-
Program Prolanis Bantu Penderita Diabetes Tetap Termotivasi Jalani Hidup Lebih Sehat