Suara.com - Mantan Kepala Dinas Pendidikan yang sekarang menjadi Kepala Inspektorat DKI Lasro Marbun mengaku merasa tertampar dengan terungkapnya pengadaan uninterruptible power supply atau alat untuk penyimpan daya yang nilainya hampir mencapai Rp6 miliar setiap sekolah untuk puluhan sekolah di Jakarta dalam APBD tahun 2015.
"Saya sebagai inspektorat dan mantan Kadisdik terus terang saja sedih banget ini. Merasa tertampar dan malu juga ini karena di balik keberhasilan kita mengembalikan uang ke kas daerah Rp3,4 triliun, ini kok terjebak pada dana sebesar Rp5,8 miliar (UPS di APBD 2015)," ujar Lasro di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (2/3/2015). "Sedih banget ini bisa menciderai apa yang kita lakukan selama 10 bulan. Saya secara pribadi jadi banyak merenungi lagi. Saya juga sudah ke lapangan, selalu bertanya dan beberapa ada instruksi saya mengatakan kita bekerja harus sesuai, objektif, harga benar kualitas benar dan tidak menghambur-hamburkan uang rakyat."
Anggaran pengadaan UPS yang dialokasikan di APBD 2015 tersebut terungkap setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mempermasalahkannya. Setelah mencocokkan rancangan yang dibuat pemerintah dengan setelah sampai di DPRD, dananya menjadi sangat besar, selisihnya mencapai Rp12,1 triliun. Kasus ini kemudian dikenal sebagai dana siluman. Dana siluman tersebut tersebar ke sejumlah pos anggaran, di antaranya untuk Dinas Pendidikan.
Lasro mengaku merasa kecolongan dengan munculnya anggaran untuk perangkat UPS.
"Kejadiannya pada saat APBD perubahan. Itu masuk melalui DPA Sudin (suku dinas), jadi bukan pengusulan dari Dinas Pendidikan. Lelangnya melalui ULP (Unit Layanan Pengadaan)," kata dia.
Lasro mendukung kasus tersebut diungkap. Ia akan meminta Badan Pengawasan dan Keuangan Pembangunan DKI untuk membantu mengungkapnya.
"Spesifikasi kualitas dan latar belakang kebutuhan atas UPS ini sedang dalam pemeriksaan BPKP di Jakarta Barat. Mungkin di pusat kita akan minta BPK," kata dia. "Sebenarnya sebelum terungkap ini kita sudah dapat informasi mengenai hal itu. Jadi sekarang di Jakarta Barat masih dalam pemeriksaan."
Kasus dana siluman ini telah bergulir ke KPK setelah Ahok mengadukannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Angka Putus Sekolah Pandeglang Tinggi, Bonnie Ingatkan Orang Tua Pendidikan Kunci Masa Depan