Suara.com - Polres Jakarta Barat membentuk tim antibegal untuk memberantas tiga cepu, yaitu pencurian pemberatan, pencurian dengan kekerasan, dan pencurian kendaraan bermotor.
Menurut Kapolres Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Fadil Imran sebenarnya ini bukan grup baru, melainkan tim hasil modifikasi tim antipreman.
Tim antibegal terdiri dari anggota pilihan. Mereka direkrut dari berbagai polsek di wilayah hukum Jakarta Barat, dimana masing-masing polsek dipilih lima orang. Petugas yang terpilih mesti punya keahlian khusus, seperti menembak dan bela diri serta paham hukum.
"Jadi sudah ada instrumen hukum yang mengatur, yaitu Perkap dan UU, manakala membahayakan masyarakat, melawan, melarikan diri dan mengancam, anggota ini siap bertindak tegas (tembak di tempat)," kata Fadil di Polres Jakarta Barat.
Sejak 28 Februari 2015 hingga 4 Maret 2015, tim tersebut sudah mengungkap tujuh kasus, yakni tiga kasus pencurian pemberatan, dua pencurian dengan kekerasan, dan dua pencurian kendaraan bermotor. Delapan tersangka pelaku dibekuk, lima di antaranya ditembak kakinya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jakarta Barat AKBP Putu Putra Perdana mengatakan tim ini dibekali senjata yang lengkap. Mereka membawa senjata laras panjang jenis M-4, senjata laras pendek, sepeda motor tril dan mobil untuk memburu pelaku.
Selain senjata, saat beraksi mereka memakai helm khusus, body protector, elbow protector, knee protector, glove, dan light untuk aksi malam hari.
"Kalau pemain (pelaku) keras. Kita main keras," ujarnya.
Tim antibegal dibentuk karena kawasan Jakarta Barat memiliki kawasan yang sangat rawan kejahatan.
"Titik rawannya itu, Cengkareng, Kalideres, dan Tambora," ujarnya.
Kendati sudah ada tim antibegal, masyarakat tetap diimbau jangan lengah, terutama saat berada di jalan. Sebab, katanya, kejahatan bisa datang kapan saja.
Putu memberikan tips untuk menghindari begal, yakni jangan pulang malam sendirian, terutama pengendara kendaraan bermotor. Begal biasa mencari mangsa jalanan yang tidak banyak persimpangan atau lampu merah.
Putu Putra juga mengimbau masyarakat agar tak menghakimi penjahat, seperti beberapa kali terjadi dalam dua bulan terakhir.
"Jangan main hakim sendiri. Percayakan kepada penegak hukum," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah