Suara.com - Lambatnya proses eksekusi terhadap tersangka warga negara asing yang terkait kasus narkoba 'Bali Nine' dianggap malah bisa memojokkan posisi Indonesia di dunia internasional.
Hal itu ditegaskan oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon di DPR, Jakarta, Rabu (11/3/2015).
"Kita lihat negara yang bersahabat di internasional semakin memojokkan kita. Pemerintah dinilai terlalu lamban, nggak jelas, mau eksekusi juga nggak jelas. Ini membuat segala macam ekses terjadi," kata Fadli.
Dia berharap, pemerintah bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Sebab, jika tidak, menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, bisa mengancam kesenjangan negara Indonesia di dunia internasional.
"Ini mengancam kesenjangan negara kita. Negara-negara lain yang merasa nggak dikasih muka oleh Indonesia maka di forum-forum internasional akan mengucilkan kita," ujarnya.
Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jawa Tengah menyatakan kesiapannya untuk melakukan eksekusi. Eksekusi ini pun menunggu perintah dari Jaksa Agung HM Prasetyo.
Ada 10 terpidana matidalam kasus narkoba ini. Kebanyakan, mereka yang akan dieksekusi adalah warga negara asing seperti Australia, Brasil, Prancis, Nigeria, Filipina, dan Ghana.
Dari sepuluh narapidana, dua diantaranya adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran asal Australia yang paling mendapat sorotan. Australia sendiri terus melobi Indonesia agar menggagalkan hukuman mati dengan menawarkan pertukaran tahanan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Negosiasi Panas Krisis Iklim Kandas Gegara Kebakaran di Dapur COP30, Apa Penyebabnya?
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK